kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.244   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.082   15,76   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   4,88   0,46%
  • LQ45 832   1,70   0,20%
  • ISSI 216   0,94   0,44%
  • IDX30 425   0,47   0,11%
  • IDXHIDIV20 515   1,34   0,26%
  • IDX80 121   0,40   0,33%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,37   0,26%

OJK proyeksi kredit perbankan hanya akan tumbuh 6% tahun ini


Selasa, 06 Juli 2021 / 14:06 WIB
OJK proyeksi kredit perbankan hanya akan tumbuh 6% tahun ini
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kredit perbankan tahun ini hanya akan tumbuh 6% plus minus 1%. Proyeksi tersebut diturunkan dari sebelumnya yang ditargetkan sekitar 7%. 

Melonjaknya kasus Covid-19 yang berimbas pada pemberlakuan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat akan menambah tantangan dalam penyaluran kredit, yang sampai Mei juga masih mengalami kontraksi meskipun sudah membaik dari bulan sebelumnya.

"Dengan kebijakan PPKM ini, proyeksi kredit sekitar 6% plus minus satu. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) diproyeksi 11% plus minus 1%. Kami tidak khawatir kalau terkait pertumbuhan dana ini," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam webinar, Selasa (6/7).

Wimboh mengatakan, meskipun secara umum stabilitas jasa keuangan masih terjaga dimana permodalan dan likuiditas masih cukup bagus, namun permitaan kredit masih sulit terutama dari debitur skala besar.

Debitur korporasi dari sektor yang terdampak langsung pandemi Covid-19 seperti transportasi, restoran, hotel, dan sektor hilir lainnya belum sepenuhnya siap memerlukan kredit modal kerja sebagaimana pada kondisi normal.

Baca Juga: KPR dan kredit UMKM masih tumbuh, ini penjelasan BI

Per Mei 2021, kredit perbankan terkontraksi 0,9% secara bulanan dan minus 1,28% secara year on year (yoy). Kontraksi kredit ini terjadi di saat suku bunga perbankan telah tunjukkan tren penurunan.

Pada kondisi normal, tingkat suku bunga cukup berpengaruh dalam mendorong permintaan kredit. Namun, pada pandemi ini, penurunan bunga belum signifikan berpengaruh karena di pasar terjadi masalah struktural. 

"Sektor yang terdampak pandemi secara langsung belum membutuhkan kredit modal kerja maupun kredit investasi sebagaimana sebelum Covid.  Manufaktur belum full kapasitas produksinya. Apalagi yang berkiatan dengan pariwisata, maskapai belum banyak penumpang, restoran belum banyak pengunjung dan itu impaknya sangat besar  terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan permintaan kredit," jelas Wimboh. 

Wimboh menekankan, pertumbuhan kredit ke depan akan sangat tergantung pada mobilitas yang akan mendorong kepercayaan masyarakat dan dunia usaha  terhadap pemulihan kembali ekonomi. 

"Saya yakin percepatan vaksinasi dan kedisiplinan kesehatan merupakan kunci pemulihan ekonomi. Tanpa itu akan sulit," pungkasnya.

Selanjutnya: Sejumlah bank berniat terus menggenjot penyaluran kredit UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×