Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi berbasis teknologi atau asuransi insurtech optimistis dapat memperoleh pertumbuhan kinerja positif pada tahun 2025 ini.
Salah satu perusahaan yang menggeluti bisnis ini adalah PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII). Perusahaan optimistis adanya peluang untuk memperoleh pertumbuhan kinerja yang positif.
Corporate Secretary Asuransi Digital Bersama (YOII) M. Rahmat Dwiyanto mengatakan, terdapat sejumlah sentimen positif yang akan menopang pertumbuhan bisnis ini.
Baca Juga: Yakin Insurtech Tumbuh Positif, Simak Strategi Asuransi Digital Bersama (YOII)
"Pertama dari dukungan pemerintah terhadap optimalisasi transformasi digital," kata Rahmat kepada Kontan, Selasa (14/1).
Kemudian, adanya target dari regutor dalam meningkatkan penetrasi asuransi, yang salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital.
YOII yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025) ini menyebut akan fokus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk asuransi dengan mengembangkan produk yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat.
Seperti misalnya produk asuransi perjalanan untuk memenuhi hobi perjalanan jauh atau travelling, begitu pula untuk produk asuransi kendaraan bermotor dan asuransi mikro lainnya.
Baca Juga: Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Optimistis Raih Kinerja Naik di Tahun 2025
Adapun, saat ini perusahaan sedang mengembangkan aplikasi insurance wallet dengan tujuan memudahkan penyampaian informasi dan layanan klaim produk asuransi.
"Sejalan dengan fokus kami dalam menyediakan produk yang sesuai dengan gaya hidup di masyarakat, kami juga akan memasarkan produk bite-sized insurance," tambahnya.
Rahmat menjelaskan, produk bite-sized insurance adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan spesifik terhadap risiko pelanggan dalam waktu yang cenderung pendek sehingga harga premi yang ditawarkan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Di sepanjang tahun 2025 ini, YOII menargetkan pertumbuhan pendapatan premi senilai Rp 420 hingga Rp 430 miliar. Target ini meningkat sebesar 30% jika dibandingkan dengan target pendapatan premi pada tahun sebelumnya yang senilai Rp 320 miliar.
PT Asuransi Simas Insurtech menyampaikan bahwa teknologi akan menjadi katalis utama pertumbuhan sektor ini. Menurut perusahaan, digitalisasi membuka peluang besar bagi perusahaan asuransi untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi.
Baca Juga: Asuransi Kumpulan Tumbuh 5%, Simak Strategi yang Dilakukan Generali Indonesia
Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech, Teguh Aria Djana menyebut, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) memungkinkan analisis data yang cepat dan akurat, identifikasi risiko, serta deteksi klaim palsu.
"Selain itu, personalisasi produk menjadi lebih mudah sehingga kebutuhan konsumen dapat dipenuhi dengan lebih baik," kata Teguh kepada Kontan, Rabu (15/1).
Untuk menjawab tantangan ekonomi dan kebutuhan pasar, Simas Insurtech tengah mengembangkan sejumlah produk inovatif seperti asuransi berbasis gaya hidup, cyber insurance, dan pet insurance.
Produk-produk ini dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat modern, terutama generasi milenial dan Gen Z yang mendominasi pangsa pasar. Sebab, generasi muda cenderung mencari produk asuransi yang fleksibel, mudah diakses, dan sesuai dengan gaya hidup mereka.
"Oleh karena itu, kami terus mengembangkan produk-produk berbasis teknologi yang dapat diakses melalui aplikasi, memberikan transparansi, serta menawarkan kemudahan dalam pengelolaan polis dan klaim," lanjut Teguh.
Baca Juga: Sejumlah Asuransi Umum Raih Kinerja Positif di Lini Asuransi Kendaraan
Selain fokus pada inovasi produk, perusahaan juga menggencarkan edukasi untuk meningkatkan literasi dan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi digital.
Strategi ini dilakukan melalui pemanfaatan media sosial, pendekatan ke komunitas, dan penyediaan aplikasi yang memudahkan akses informasi premi, polis, hingga progres klaim.
Meski optimistis, Teguh mengakui industri insurtech tetap menghadapi tantangan, termasuk potensi penurunan daya beli masyarakat. Namun, perusahaan melihat ini sebagai peluang untuk menghadirkan produk yang lebih terjangkau dan sesuai kebutuhan.
"Ke depan, kami akan terus menyesuaikan strategi agar dapat tetap relevan dan kompetitif. Dengan inovasi teknologi dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan konsumen, kami percaya industri insurtech akan terus berkembang,” ujarnya.
Baca Juga: Trisula Textile (BELL) Optimistis Raih Target Pertumbuhan Pendapatan 15% Akhir 2024
Di sepanjang tahun ini Simas Insurtech menargetkan pertumbuhan pendapatan premi senilai Rp 5 triliun. Target ini naik sebesar 30% dari pencapaian pendapatan premi pada tahun 2024 lalu.
Perusahaan asuransi Fuse Insurtech juga melihat peluang bisnis asuransi insurtech di Indonesia masih sangat besar, terutama dalam memperluas akses dan literasi asuransi kepada masyarakat.
CEO Fuse, Ivan Sunandar mengatakan, dengan pemanfaatan teknologi yang terus berkembang, insurtech akan dapat memperkuat perannya dalam ekosistem asuransi nasional.
"Terlebih, di Fuse, kami memiliki misi untuk membuat asuransi lebih mudah diakses melalui platform digital, yang memberikan kenyamanan sekaligus solusi yang lebih terjangkau bagi konsumen," kata Ivan kepada Kontan, Selasa (14/1).
Fuse meyakini, partner atau pengguna Fuse Pro akan berperan penting dalam mengedukasi nasabah, yang mana saat ini perusahaan telah memiliki lebih dari 100 ribu pengguna Fuse Pro di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Wika Beton (WTON) Optimistis Raih Kontrak Baru Rp 7,48 Triliun Sepanjang 2024
"Kami juga akan mengoptimalkan sistem digital, proses dan saluran distribusi Fuse, serta membangun kepercayaan pelanggan terhadap ekosistem asuransi," tuturnya.
Melihat perekonomian di Indonesia pada tahun ini yang masih diselimuti sejumlah tantangan, Fuse akan menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan kinerjanya.
Salah satunya dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai mitra strategis untuk menjangkau lebih banyak end-customer di seluruh Indonesia, mengembangkan produk berbasis data, yang memanfaatkan analitik untuk menawarkan premi yang lebih kompetitif dan disesuaikan dengan profil risiko nasabah.
Baca Juga: KB Bank Optimistis Raih Kinerja Positif Pada Tahun 2024
Selain itu, perusahaan akan mengembangkan produk asuransi mikro dengan premi yang lebih terjangkau namun tetap memberikan manfaat perlindungan yang relevan. Sayangnya, sampai saat ini, Fuse belum bisa merinci berapa target yang ditetapkan untuk tahun ini.
Selanjutnya: Kredivo Sebut Tingkat NPF Masih di Bawah 5% pada 2024
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Bitcoin Membuat Orang Menjadi Kaya dengan Mudah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News