kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.712   32,00   0,19%
  • IDX 8.366   -25,40   -0,30%
  • KOMPAS100 1.160   -0,84   -0,07%
  • LQ45 844   -1,34   -0,16%
  • ISSI 291   0,84   0,29%
  • IDX30 443   -1,12   -0,25%
  • IDXHIDIV20 510   -0,83   -0,16%
  • IDX80 130   -0,07   -0,05%
  • IDXV30 138   0,12   0,09%
  • IDXQ30 140   -0,20   -0,14%

OVO Finansial Manfaatkan Data QRIS untuk Perkuat Proses Credit Scoring


Selasa, 11 November 2025 / 09:31 WIB
OVO Finansial Manfaatkan Data QRIS untuk Perkuat Proses Credit Scoring
ILUSTRASI. OVO Finansial integrasikan data historis QRIS dan AI untuk credit scoring, meningkatkan akurasi penilaian risiko pinjaman.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending PT Indonusa Bara Sejahtera (OVO Finansial) memanfaatkan berbagai data untuk penilaian kelayakan kredit atau credit scoring, termasuk transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Direktur Utama OVO Finansial Riady Nata mengatakan penggunaan data historis transaksi QRIS oleh OVO Finansial sebagai indikator tambahan dalam proses credit scoring.

"Saat ini, OVO Finansial telah mengintegrasikan data historis QRIS dalam sistem penilaian kredit dan secara berkala mengevaluasi efektivitasnya," ujarnya kepada Kontan, Senin (10/11).

Riady bilang data historis QRIS dapat memberikan wawasan berharga mengenai perilaku transaksi dan pola pembayaran pengguna atau borrower. Dengan demikian, dapat membantu memperkuat analisis risiko dan memastikan pendanaan yang lebih tepat sasaran.

Baca Juga: OVO Finansial dan AFPI Bantu Akselerasi Bisnis UMKM Lewat Akses Pendanaan

Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam pemberian layanan pendanaan, Riady menerangkan OVO Finansial juga menggunakan berbagai data alternatif lainnya, mulai dari riwayat aktivitas pengguna di platform OVO dan Grab, hingga data dari biro kredit.

"Pendekatan berbasis data itu dilakukan kami untuk memastikan penilaian kemampuan pembayaran kembali dapat dilakukan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan regulasi yang berlaku," tuturnya.

Berdasarkan data internal, Riady mengatakan kendala pembayaran pinjaman umumnya disebabkan oleh ketidakstabilan pendapatan, terutama pada kelompok usia 30–40 tahun.

Oleh karena itu, dia menyampaikan pihaknya terus memperkuat sistem mitigasi risiko, serta memastikan bahwa layanan keuangan yang dihadirkan tetap memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

Berdasarkan situs resmi perusahaan, OVO Finansial mencatatkan Tingkat Keberhasilan Bayar atau TKB90 sebesar 96,38% per 10 November 2025.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mendorong data atau jejak digital QRIS bisa digunakan sebagai dasar penilaian kelayakan kredit atau credit scoring, termasuk di fintech P2P lending.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menjelaskan bahwa dasar credit scoring dibantu oleh teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Oleh sebab itu, dia meyakini AI punya potensi besar dalam memperluas akses keuangan masyarakat.

Baca Juga: Dukung Gen Z Melek Finansial, OVO Gencar Edukasi Lewat Fintech Academy

Juda menjelaskan bahwa teknologi AI dapat mengolah jejak digital transaksi keuangan yang tercipta dari penggunaan sistem pembayaran digital, seperti QRIS. Nantinya, data olahan AI tersebut akan menjadi basis alternative credit scoring alias penilaian kredit alternatif.

Juda mencontohkan, pelaku UMKM yang sudah menggunakan QRIS akan meninggalkan jejak digital, seperti besaran pemasukan, pengeluaran, penyimpanan, hingga jumlah pelanggan.

"Jejak-jejak digital keuangan dari si ibu (pelaku UMKM) bisa diubah oleh AI menjadi suatu akses keuangan, ketika ibu itu memerlukan pinjaman dari bank atau pinjaman dari fintech lending, yang sering sekarang disebut dengan alternative credit scoring," ucapnya dalam acara FEKDI & IFSE 2025 di Jakarta, Sabtu (1/11).

Juda menilai langkah tersebut sejalan dengan arah kebijakan BI dalam mendorong transformasi digital sistem pembayaran dan memperluas inklusi keuangan.

Selanjutnya: Satgas PASTI Mencatat 42.885 Nomor Kontak Dilaporkan Korban Penipuan Lewat IASC

Menarik Dibaca: IHSG Melandai 0,18% Pada Selasa Pagi (11/11), Saham Big Caps Cenderung Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×