kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pangsa pasar asuransi patungan meningkat lagi


Senin, 01 April 2013 / 08:38 WIB
Pangsa pasar asuransi patungan meningkat lagi
Film Spider-Man: No Way Home yang dibintangi Tom Holland, ini foto-foto terbarunya sebelum tayang Desember 2021.


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Kiprah asuransi joint venture atau perusahaan patungan di industri asuransi umum terangkat lagi. Lihat saja, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), tahun lalu market share perusahaan patungan mencapai 16% dari total premi Rp 38,79 triliun. Pencapaian sepanjang tahun lalu itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 14%. Namun, mereka belum bisa mengulangi prestasi tahun 2009, saat market share mencapai 20%.

Total premi 16 perusahaan patungan Rp 5,9 triliun. Alhasil, mereka sukses menggeser pangsa pasar asuransi BUMN. Tiga perusahaan asuransi pelat merah hanya mengumpulkan premi  Rp 5,1 triliun atau 13% dari total premi bruto. 

Meski berhasil menggerogoti pasar BUMN, secara keseluruhan market share asuransi umum masih dikuasai asuransi nasional. Sebanyak 61 perusahaan nasional mengumpulkan premi sekitar Rp 27,6 triliun, alias 71%.

Peningkatan ini menarik. Sebab, jumlah perusahaan patungan di asuransi umum justru menyusut. Tahun 2012, hanya ada 16 perusahaan. Sedang setahun sebelumnya masih 19 perusahaan.

Budi Herawan, Ketua Bidang Statistik,Informasi dan Analisa AAUI, menduga ada proyek-proyek tahun 2012 yang penutupannya harus memakai joint venture. "Mungkin ada kaitan dengan kontraktor dan pendanaannya," ungkapnya, Kamis (28/3).

Menurut Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI, bisa juga karena kinerja. Performa beberapa asuransi lokal yang diakuisisi asing menggeliat.

Faktor lain adalah cerahnya pasar Indonesia. Jumlah kelas menengah atas meningkat. Beberapa pelaku asuransi patungan menyasar segmen ini. Mereka memasarkan asuransi jenis personal. Misalnya, asuransi elektronik untuk ponsel. Premi dari produk ini memang kecil, tapi mampu membantu peningkatan premi. Apalagi pesaing masih sedikit.

Prediksi tahun ini, market share perusahaan patungan kembali naik, terlebih karena  jumlah pemainnya bertambah. Ada transaksi akuisisi Asuransi Jaya Proteksi (Japro) oleh ACE Limited.

Japro merupakan salah satu pemain besar asuransi kendaraan bermotor. Proses akuisisi diperkirakan rampung tahun ini. Namun peningkatannya tidak langsung melesat. Mungkin hanya akan bertambah 1%-2%. "Kecuali ada asuransi besar diakuisisi akan kerek industri," ujar Julian.

Alhasil, kinerja asuransi joint venture belum dikhawatirkan menggerus pangsa pasar asuransi nasional. Penetrasi asuransi nasional masih mencengkram, lantaran lebih mengenal pasar. Strategi mengumpulkan premi dan mengelola risiko nasional, juga lebih unggul. Apalagi ada perbedaan karakter model  bisnis di luar negeri dan Indonesia. Contohnya, di asuransi kendaraan bermotor. Di sini ada istilah reparasi ketok magic serta sejenisnya. Pemain asing belum tentu paham dengan metode seperti itu.

Jumlah pemain baru lokal ikut bertambah. Misalnya, Asuransi Umum Panin dan MPM Insurance. Kehadiran mereka akan menambah kontribusi premi pemain lokal. Bahkan kontribusi bisa besar bila keduanya mendiversifikasi produk. Maksudnya, tak hanya mengincar premi dari perusahaan terafiliasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×