Reporter: Mona Tobing | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pangsa pasar asuransi umum BUMN rupanya tidak sampai separuh dari total industri asuransi umum. Lemah di pasar ritel menjadi tidak maksimalnya penetrasi asuransi umum BUMN.
Seperti diketahui, tiga asuransi pelat merah yakni: PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Asuransi Ekspor Impor Indonesia (Asei). Ketiganya sebenarnya memiliki spesialis asuransi.
Jasindo misalnya, kuat di segmen corporate, lalu Askrindo kuat di segmen ritel dengan kekuatan asuransi kredit. Sedangkan Asei adalah asuransi khusus menjamin risiko ekspor dan impor barang.
Namun, tiga perusahaan asuransi tersebut rupanya hanya menguasai pasar asuransi 38%.
Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN menyebut, nilai premi yang dihimpun industri asuransi sebesar Rp 50 triliun. Asuransi umum BUMN hanya mendapat porsi Rp 20 triliun.
"Itu kecil sekali. Sebabnya, mereka (asuransi BUMN) tidak banyak yang garap retail," ujar Gatot pada Selasa (16/2).
Di sisi lain, ia menyoroti ASEI yang diharapkan bisa menguatkan lini bisnis asuransi ekspor impor. Caranya dengan memperbanyak jumlah agen yang dimiliki perusahaan. Sebab, potensi untuk mengarap lini ekspor terbilang besar dengan tingginya komoditas ekspor dan impor dalam negeri.
Gatot menyebut, selama tiga bulan ini Kementerian BUMN bakal melakukan kajian agar holding asuransi BUMN fokus juga pada segmen ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News