kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Pangsa Pasar Bank Syariah Masih Mini, Asbisindo Beberkan Tantangannya


Kamis, 02 Oktober 2025 / 17:12 WIB
Pangsa Pasar Bank Syariah Masih Mini, Asbisindo Beberkan Tantangannya
ILUSTRASI. Ketua Umum Asbisindo yang juga Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Anggoro Eko Cahyo


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menegaskan komitmennya untuk mempercepat pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah nasional.

Ketua Umum Asbisindo yang juga Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, dengan potensi besar yang masih belum tergarap optimal, industri perbankan syariah kini berfokus pada dua strategi utama. Yakni, memperkuat skala industri melalui konsolidasi dan meningkatkan literasi keuangan syariah secara masif. 

Anggoro mengakui, pangsa pasar perbankan syariah belum sebanding dengan populasi muslim terbesar di dunia. Asbisindo pun menyoroti dua tantangan utama yang menjadi penghambat laju pertumbuhan.

Pertama, literasi masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah yang masih rendah. Data menunjukkan, literasi keuangan syariah baru mencapai 43%, sementara tingkat inklusi keuangan syariah hanya 13%.

Baca Juga: OJK Beri Izin Operasional Bank Syariah Nasional (BSN) Sebagai Bank Umum Syariah

Tantangan kedua, struktur industri yang sebelumnya terfragmentasi dengan banyak bank syariah berskala kecil. Kondisi ini membuat perbankan syariah kalah saing dalam permodalan, pengembangan teknologi, serta jangkauan layanan dibandingkan bank konvensional.

Selain itu, keterbatasan jaringan fisik juga diakui menjadi kendala nyata. Jumlah kantor cabang dan titik layanan, termasuk ATM, perbankan syariah masih tertinggal jauh dibandingkan bank konvensional. Hal ini membatasi akses masyarakat, terutama di luar kota besar, untuk menjangkau layanan perbankan syariah.

“Konsolidasi adalah game changer bagi industri perbankan syariah Indonesia. Kelahiran BSI menjadi bukti nyata bahwa dengan menyatukan kekuatan, kita dapat menciptakan sebuah entitas perbankan syariah yang memiliki modal kuat, mampu berinvestasi besar di bidang teknologi, dan memiliki daya saing hingga ke tingkat global," ujar Anggoro kepada kontan.co.id, Rabu (2/10/2025).

Lebih lanjut, Anggoro menerangkan, bank syariah yang lebih besar dan kuat diyakini dapat menawarkan produk yang lebih kompetitif serta layanan digital yang lebih canggih. Namun, hal tersebut harus diiringi dengan edukasi berkelanjutan agar masyarakat semakin memahami bahwa bank syariah adalah pilihan rasional yang mengedepankan keadilan, transparansi, dan kebermanfaatan.

Ke depan, pihaknya berkomitmen memainkan peran aktif sebagai mitra strategis regulator, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia (BI), untuk mendorong kebijakan pro-pertumbuhan.

"Selain itu, kami juga akan memperluas program edukasi dan sosialisasi berskala nasional guna menumbuhkan kepercayaan publik terhadap ekosistem ekonomi syariah Indonesia," imbuhnya.

Baca Juga: Memasuki Semester II, Pembiayaan UMKM di Perbankan Syariah Masih Tumbuh Subur

Selanjutnya: Jasuindo (JTPE) Perkuat Segmen Dokumen Sekuriti, Incar Pasar Domestik dan Ekspor

Menarik Dibaca: Ini Dia 5 Zodiak yang Gampang Bosan lo, Ada Aries!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×