Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan tengah berancang-ancang untuk melangsungkan aksi korporasi di Semester-II 2019.
Beberapa alasannya tak lain disebabkan oleh kondisi tingkat bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah mulai menunjukkan tren penurunan. Hal ini tentunya menjadi sinyal bagi perusahaan untuk menggalang dana di pasar.
Baca Juga: Aplikasi Adira Momobil catat 1.025 realisasi pembiayaan per Juli 2019
Salah satunya adalah kelompok bank plat merah yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang punya sederet rencana aksi korporasi di kuartal IV 2019. Pertama, yakni rencana penerbitan pinjaman subordinasi dengan target perolehan dana sebesar Rp 3 triliun.
"Masih berjalan sesuai rencana, yang akan direalisasikan pada triwulan IV tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (16/8).
Selain itu, perseroan juga punya rencana penerbitan junior global bond yang akan direalisasikan pada akhir 2019. Merujuk artikel Kontan.co.id akhir Juli 2019 lalu, bank spesialis kredit perumahan ini mengincar dana dari obligasi global hingga US$ 300 juta.
Baca Juga: Ada yang menawarkan 6,8%, ini update bunga deposito bank umum (15/8)
Sebenarnya, BTN masih memiliki rencana penguatan modal berupa penerbitan saham baru atau rights issue di tahun ini. Namun, Mahelan menjelaskan bahwa rencana tersebut kemungkinan baru bakal dilaksanakan pada tahun 2020.
"Rencana permodalan tersebut lebih fokus untuk antisipasi dampak PSAK 71. Kalau untuk ekspansi kredit masih bertumpu pada pemupukan dana pihak ketiga serta bilateral loan," jelasnya.
Bank plat merah lain, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mengumumkan akan mulai menerbitkan obligasi senilai Rp 20 triliun hingga 2021 dengan skema penawaran umum berkelanjutan. Direktur
Baca Juga: Cuma saham BBTN yang naik, empat saham bank gede lain kompak merah siang ini
Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan, aksi korporasi ini akan dimulai perseroan pada Oktober 2019 mendatang dengan nilai penerbitan sebesar Rp 5 triliun.
Haru menambahkan saat ini pihaknya juga tengah menunggu beberapa izin dan kesiapan teknis dari lembaga pemeringkat.
“Prosesnya akan kami lakukan berjenjang, hari ini publikasi, dan kami juga masih menunggu rating dari Pefindo, dan izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mungkin bisa keluar pada September,” tuturnya seperti dilansir dalam Kontan.co.id, Rabu (14/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News