Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja asuransi jiwa berbanding terbalik dengan asuransi umum per kuartal III-2025.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan pendapatan premi industri asuransi jiwa tercatat sebesar Rp 132,85 triliun.
"Nilainya terkontraksi 2,06% secara year-on-year (YoY)," ungkapnya dalam lembar jawaban RDK OJK, Kamis (28/11/2025).
Ogi menerangkan terkontraksinya premi asuransi jiwa dipengaruhi dinamika pasar keuangan sepanjang tahun. Selain itu, dipicu juga adanya pergeseran produk dari unitlink ke produk endowment dan proteksi murni yang pertumbuhannya lebih stabil.
Meski ada penyesuaian pada beberapa segmen, OJK memandang prospek industri asuransi jiwa hingga akhir tahun tetap positif. Ogi menyebut hal itu dipicu adanya indikator fundamental, seperti permodalan, likuiditas, dan kapasitas pembayaran klaim yang masih kuat.
Baca Juga: AAUI: Peluang Reasuransi Tingkatkan Ekuitas Dengan Cara Organik Masih Terbuka
Sementara itu, OJK mencatat pendapatan premi industri asuransi umum tumbuh 3,38% YoY per kuartal III-2025. Ogi memperkirakan asuransi umum dapat mempertahankan pertumbuhan yang moderat dan stabil hingga akhir tahun.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sempat menyampaikan asuransi jiwa perlu menerapkan berbagai upaya untuk mendorong kinerja.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan perusahaan asuransi jiwa perlu melakukan inovasi yang mampu meningkatkan persistensi nasabah existing. Namun, dia bilang upaya itu juga harus tetap diimbangi dengan pengetatan biaya operasional, misalnya melalui digitalisasi.
Selain itu, Togar menerangkan peluang untuk meningkatkan penetrasi juga harus terus dimaksimalkan perusahaan asuransi jiwa melalui inovasi produk yang terjangkau, sederhana, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Sisi tata kelola manajemen risiko dan perlindungan konsumen juga perlu diperkuat guna menjaga stabilitas dan keberlanjutan perusahaan," ujar Togar kepada Kontan.
Untuk mendorong kinerja, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sempat mengungkapkan asuransi umum juga perlu melakukan sejumlah upaya. Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan perusahaan asuransi umum perlu melakukan diversifikasi lini bisnis dan inovasi produk.
Baca Juga: AAJI Nilai Asuransi Kesehatan Masih Berpotensi Tumbuh hingga Akhir Tahun 2025
"Misalnya, melakukan pengembangan asuransi mikro, asuransi untuk kendaraan listrik, serta produk-produk hybrid yang mengadopsi perlindungan untuk risiko emerging, seperti risiko siber dan parametric insurance," tuturnya kepada Kontan.
Budi mengatakan, perusahaan juga perlu memaksimalkan digitalisasi saluran distribusi dan automasi proses klaim. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, memperluas akses pasar, dan meningkatkan daya saing harga.
Strategi lainnya yaitu melakukan penguatan manajemen risiko dan penerapan pricing berbasis data, agar perusahaan lebih adaptif dalam mengelola risiko dan menetapkan premi yang sesuai dengan eksposur aktual.
Selanjutnya: Dana Pensiun Bank Mandiri Catatkan Return on Investment 5,97% per Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Cessa Gandeng RS Bunda Group, Hadirkan Solusi untuk Bayi Baru Lahir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













