kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.675   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.549   40,08   0,47%
  • KOMPAS100 1.182   8,55   0,73%
  • LQ45 851   5,37   0,64%
  • ISSI 303   2,00   0,67%
  • IDX30 439   2,95   0,68%
  • IDXHIDIV20 506   2,43   0,48%
  • IDX80 132   0,73   0,55%
  • IDXV30 138   0,41   0,30%
  • IDXQ30 139   0,76   0,55%

Saham Big Banks Kembali Bangkit Pasca Ditinggal Asing, Begini Rekomendasi Sahamnya


Senin, 01 Desember 2025 / 19:23 WIB
Saham Big Banks Kembali Bangkit Pasca Ditinggal Asing, Begini Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Pergerakan Saham BBNI-Suasana pelayanan nasabah di Bank BNI Jakarta, Jumat (8/8/2025). Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 50 basis poin atau 1,21% ke posisi 4,070.00 pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat 08/08/2025. Saham BBNI dibuka pada 4,090,00 dan sempat berada di level tertinggi pada 4,100,00. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/08/2025


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham-saham big banks berpotensi menikmati euforia window dressing di penghujung tahun nanti. Padahal saham perbankan sempat lesu darah lantaran ditinggal asing dan membuat harga saham merosot. Meski begitu para analis percaya dalam jangka panjang, sejumlah saham perbankan menarik untuk dicermati.

Bank berkapitalisasi pasar jumbo alias big banks memulai hari pertama Desember dengan tren positif. Pada akhir perdagangan Senin (1/12/2025), mayoritas saham big banks terpantau berhasil menguat. Namun kalau ditarik mundur, level saat ini masih mencerminkan koreksi dalam sepekan terakhir.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya ditutup di level Rp 8.400. Harga BBCA saat ini naik 1,51% dibanding perdagangan sebelumnya. Namun, dalam sepekan level ini mencerminkan penurunan 0,88%. 

Koreksi ini sejalan dengan tren kaburnya dana asing dari BBCA. Selama pekan terakhir November, BBCA mencatatkan net sell sebesar Rp 295,37 miliar di pasar asing. Pun hari ini, absensi transaksi hingga akhir perdagangan menunjukkan belum ada tanda-tanda kembalinya asing ke BBCA. 

Pergerakan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menutup perdagangan dengan kenaikan harga 1,17% menjadi Rp 4.310 per saham tetapi dalam sepekan harga saham BBNI turun 1,82%. 

Serupa dengan BBCA, BBNI mencatatkan net sell sebesar Rp 81,02 miliar selama pekan terakhir November. Namun, hari ini BBNI berhasil mendulang dana asing lagi dengan catatan net buy sebesar Rp 25,73 miliar. Dus, dalam sepekan terakhir net sell BBNI tercatat Rp 35,88 miliar.

Selanjutnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang ditutup seharga Rp 4.860 berhasil menguat 0,62% dari perdagangan sebelumnya. Namun, dalam sepekan pelemahannya cukup signifikan, yakni sebesar 4,71%. 

Kendati begitu, dari sisi transaksi asing, BMRI terpantau masih mencatatkan net buy hingga Rp 671 miliar selama pekan terakhir November. Sementara untuk hari ini, belum ada lagi transaksi dari asing yang tercatat. 

Di lain sisi, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi satu-satunya big bank yang menutup perdagangan hari ini dengan koreksi sebesar 0,27% dibanding perdagangan sebelumnya, sehingga posisinya kini ada di Rp 3.670. Dalam sepekan, koreksinya bahkan lebih dalam, mencapai 7,79%. 

Menurut Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahur Khaer, pada dasarnya koreksi harga saham big banks memang dipengaruhi oleh aksi jual asing. Namun, menurut dia sebenarnya kinerja fundamental yang tak sepenuhnya buruk masih bisa menjadi sentimen positif bagi saham big banks.  “Sebenarnya sudah ada perbaikan secara kuartalan,” ujar Miftahul kepada KONTAN, Senin (1/12/2025). 

Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Bukukan Laba Rp 41,06 Triliun per Oktober 2025

Hanya saja, Miftahul memprediksikan, sentimen lain seperti kondisi makro dan ketidakpastian arus modal asing global, serta kekhawatiran terhadap suku bunga, masih membuat para investor besar cenderung lebih defensif terhadap pasar Indonesia secara keseluruhan. Apalagi, dalam proyeksinya tren penurunan suku bunga masih bakal berlanjut hingga tahun 2026. 

Dalam sisa sebulan terakhir 2025, Miftahul masih melihat, potensi perbaikan dengan dorongan window dressing dan penyerapan kredit yang umumnya lebih baik di akhir tahun. 

Agak berbeda, Kepala Riset RHB Sekuritas Andrey Wijaya menilai laporan keuangan perbankan sejauh ini memang menunjukkan pertumbuhan kinerja yang masih terbatas. “Sesuai ekspektasi kami,” sebut Andrey saat dihubungi KONTAN. Itulah, menurutnya, yang menyebabkan tren koreksi masih terjadi di saham perbankan. 

Namun untuk jangka panjang, Andrey bilang seharusnya bank mampu memulihkan kinerjanya, khususnya dari sisi laba, sebab ada dorongan dari ekspektasi pertumbuhan kredit yang lebih baik ke depannya. 

Potensi itu membuat outlook perbankan masih bagus, menurut Andrey. Maka dari itu, ia memberikan rating overweight untuk sektor ini. 

Sementara itu, Miftahul merekomendasikan BBCA di target harga 12 bulan Rp 9.100. Selain lantaran kinerjanya baik, ia bilang valuasi BBCA saat ini sudah tergolong murah. 

Selain itu, ia merekomendasikan BBRI di target harga 12 bulan Rp 4.720 karena menurutnya mempunyai turnover story yang menarik. “Terlebih lagi harga sahamnya sudah cukup price in dengan kondisi fundamentalnya,” imbuh Miftahul. 

Selanjutnya: DPLK Catatkan Peningkatan RoI Menjadi 5,57% per Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Gen Z vs Milenial vs Gen X: Begini Perbedaan Cara Mereka Bepergian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×