Reporter: Yuliani Maimuntarsih, Benediktus Krisna Yogatama, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Demi memutar roda bisnis, perusahaan mengandalkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. Salah satu pilihan pendanaan di pasar modal adalah penerbitan obligasi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai emisi obligasi per pekan ketiga November tahun ini cukup besar, yakni Rp 51,89 triliun. Perinciannya, emisi obligasi Rp 8,25 triliun, obligasi berkelanjutan Rp 42,01 triliun dan obligasi syariah (sukuk) korporasi Rp 1,63 triliun. Pencatatan total obligasi Rp 51,89 triliun tersebut berasal dari 48 perusahaan.
Tahun depan, penerbitan surat utang korporasi diprediksi masih akan ramai. Salah satu indikasinya, nilai obligasi jatuh tempo di tahun 2014 cukup besar, yakni Rp 37,64 triliun. Kemungkinan besar, sebagian perusahaan akan merilis obligasi untuk melunasi obligasi jatuh tempo di tahun depan.
Salah satu perusahaan yang berniat menerbitkan obligasi adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Basuki Setyadjid, Direktur LPEI, mengemukakan lembaganya berencana menerbitkan surat utang setelah kuartal pertama tahun depan. “Nilainya antara Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun untuk obligasi rupiah dan US$ 400 juta hingga US$ 500 juta untuk obligasi dollar AS,” ungkap dia kepada KONTAN.
Adapun untuk surat utang yang jatuh tempo 7 Desember 2013 senilai Rp 1,4 triliun, manajemen perusahaan pembiayaan ekspor pelat merah ini mengklaim sudah menyiapkan dana untuk melunasinya, berasal dari kas internal.
Selain LPEI, perusahaan pembiayaan yang punya obligasi jatuh tempo adalah Adira Dinamika Multi Finance. Surat utang itu bertajuk Obligasi Berkelanjutan I ADMF Tahap I Tahun 2011 Seri A sebesar Rp 325 miliar. Obligasi ini jatuh tempo pada 16 Desember 2013.
Manajemen Adira menyatakan, telah menyiapkan dana untuk melunasi obligasinya. "Kami akan melunasinya tepat waktu. Kami sudah mengalokasikan dana, kombinasi dari angsuran pelanggan dan kas internal," ungkap Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi Dharma.
Total dana kelolaan Adira saat ini senilai Rp 45 triliun. Adapun pendanaan terdiri dari joint financing, obligasi dan pinjaman perbankan. Joint financing dari Bank Danamon menyumbang Rp 21 triliun, kemudian obligasi Rp 10 triliun. Sisa pendanaan berasal dari kredit bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News