Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang aksi demonstrasi yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir di sejumlah kota besar di Indonesia mulai memberikan dampak terhadap dinamika pasar keuangan.
Hal ini tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat turun 1,53% ke level 7.830,49 pada Jumat (29/8/2025) dan sempat lanjut melemah 1,21% saat penutupan Senin (1/9/2025) ke level 7.736,06.
Baca Juga: AAUI Sebut Pembahasan Produk Asuransi Khusus Fintech Lending Masih Berlanjut
Pengamat asuransi, Irvan Rahardjo menyebut meski IHSG sempat menyentuh all time high ke angka 8.000, aksi unjuk rasa justru membuat indeks kembali tertekan. Akibat ini, prospek investasi asuransi jiwa di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum meyakinkan.
“Kita masih belum tahu prospek ke depannya dengan tekanan fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sangat berat saat ini,” terang Irvan kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).
Baca Juga: SBN Dominasi Penempatan Investasi Industri Asuransi Jiwa pada Semester I-2025
Irvan menjelaskan di tengah ketidakpastian pasar, kecenderungan perusahaan asuransi untuk melakukan pengalihan portofolio investasi tetap terbuka lebar, terutama ke instrumen yang lebih aman dibandingkan semester I-2025.
“Hal ini terutama mengarah ke Surat Berharga Negara (SBN) yang lebih aman meski yield pada investasi ini cukup terbatas jika dibandingkan saham. Namun, ini masih lebih baik dari deposito,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti sejumlah faktor utama yang diperkirakan akan memengaruhi arah investasi asuransi jiwa hingga akhir 2025. Irvan menekankan bahwa salah satunya adalah ekspansi kredit yang stagnan.
“Di luar itu, sentimen lainnya adalah fluktuasi pasar saham yang tidak memberikan arah rebound pun memberi ketidakpastian,” tuturnya.
Selanjutnya: Indeks Saham India Melemah, Sektor Keuangan Tekan Pasar
Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Tontonan Dokumenter Netflix Penuh Fakta Mengejutkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News