Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Fluktuasi harga emas membuat PT Pegadaian (Persero) sulit memacu kinerja demi mengejar target tahun ini. Berkaca dari perolehan kinerja di semester pertama tahun ini, perusahaan gadai pelat merah ini berencana menurunkan target laba 31,81% di tahun ini.
Semula, dalam Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Pegadaian optimistis meraup laba hingga Rp 2,2 triliun dalam setahun ini. Namun, memasuki paruh kedua tahun ini, Pegadaian hanya yakin bisa mengantongi laba sebesar Rp 1,5 triliun.
Suhwono, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) mengaku sudah mengajukan izin kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk merevisi target kinerja tahun ini. "Tapi itu kan inginnya kami, tergantung disetujui atau tidak," ujar Suhwono.
Revisi target yang diajukan itu pun tidak hanya lebih rendah dari RKAP melainkan juga lebih mini ketimbang realisasi tahun lalu. Posisi Desember 2013, laba Pegadaian menyentuh angka Rp 1,9 triliun. Jika revisi kinerja diketok palu oleh Kementerian BUMN berarti laba Pegadaian tahun ini menciut 21,05%.
Suhwono mengatakan, di awal tahun ini, Pegadaian masih yakin laba tahun ini lebih baik dari tahun lalu lantaran proyeksi harga emas yang mulai pulih. Namun, dampak penurunan harga emas dari tahun lalu lebih panjang dan menyeret kinerja Pegadaian. Di tahun ini, kata dia, harga emas bisa anjlok hingga 30%.
Selain tertekan penurunan harga emas, kinerja Pegadaian di tahun ini juga ikut tergelincir lantaran kenaikan biaya dana untuk menjalankan bisnis gadai emas. Sementara, Pegadaian tidak bisa langsung menyesuaikan bunga kepada nasabah.
Kinerja semester I
Sampai semester pertama tahun ini, Suhwono mengatakan, Pegadaian baru berhasil mencetak laba sebesar Rp 670 miliar atau turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 718,9 miliar.
Padahal, sesuai dengan tren tahunan, Pegadaian bisa mencatatkan laba antara Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar per enam bulan pertama.
Sebenarnya, pegadaian sudah berupaya melakukan berbagai efisiensi untuk mencapai target laba. Diantaranya adalah mengurangi gerai yang dianggap kurang efektif. Alhasil, jumlah gerai Pegadaian menciut dari 4.631 unit menjadi 4.456 unit.
Namun, dengan perolehan laba semester pertama, Pegadaian merasa kesulitan mengejar sisa target laba sebesar Rp 1,53 triliun. Lain ceritanya jika Pegadaian merevisi laba.
Dengan target yang baru, di semester kedua ini, Pegadaian harus mengumpulkan laba bersih sebesar Rp 830 miliar. Suhwono optimistis angka tersebut bisa terpenuhi. Sebab, setelah Juli, harga emas mulai membaik. Tentunya dengan syarat harga emas tak kembali melorot.
Penyaluran pembiayaan Pegadaian di periode Januari-Juni 2014 mencapai Rp 27,4 triliun atau turun 5,5% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 29 triliun. Sementara, bisnis pembiayaan emas (jual-beli dengan skema mencicil) per Juni tembus Rp 84 miliar. Tahun ini, Pegadaian menargetkan bisnis pembiayaan emas bisa mencapai Rp 150 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News