Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (persero) tengah fokus meningkatkan layanan digital. Perseroan pun menyiapkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk mengembangkan sistem dan infrastruktur Informasi dan Teknologi (IT) di tahun ini.
Direktur Teknologi Informasi dan Digital Teguh Wahyono mengatakan, dana pengembangan digital tersebut lebih tinggi dari tahun lalu, yaitu sekitar Rp 200 miliar. Menurutnya, trasformasi digital sebagai salah satu upaya untuk menggaet nasabah baru dari kalangan milenial.
“Kami sedang memodernisasi binis supaya pelayanan lebih murah, cepat dan lebih baik, terutama kalangan milenial berusian 35 tahun ke bawah. Walaupun milenial belum banyak, tetapi di masa depan potensinya besar,” kata Teguh di Jakarta, ketika ditemui beberapa waktu lalu.
Selama ini, profil nasabah pegadaian masih didominasi usia dewasa, dengan porsi 70% perempuan dan 30% pria. Profil nasabah itu berbanding terbalik, dari pengguna aplikasi Pegadaian Digital Service (PDS), karena mayoritas adalah milenial dengan porsi perempuan 40% dan pria 60%.
Dana sebesar Rp 500 miliar, salah satunya digunakan untuk mengembangkan layanan berbasis fintech peer to peer (P2P) lending. Layanan tersebut masih tahap pengembangan sistem dan teknologi, yang direncanakan akan rilis pada semester II 2019.
“Insya Allah, semester II-2019 kami akan mempunyai finetch sendiri, karena pasar pada bisnis ini besar sekali. Kami tidak akan mengikuti model bisnis fintech lain, tapi kami punya produk dan nasabah sendiri untuk Pegadaian,” jelasnya.
Perusahaan pelat merah ini juga siap berkolaborasi dengan perusahaan fintech, dengan menggandeng sekitar lima hingga enam platform. Pegadaian telah menyiapkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk disalurkan ke fintech lending.
Melalui kerja sama tersebut, diharapakan menaikan bisnis pembiayaan antara 5%-6% di tahun 2019. Ini merupakan strategi Pegadaian untuk mencapai target pembiayaan sebesar Ro 46,47 triliun pada tahun ini, atau meningkat 15,2% secara year on year (yoy).
Untuk memenuhi target pembiayaan, perseroan telah menyiapkan modal kerja dari outstanding loan sebesar Rp 40,3 triliun. Di samping itu pula, memaksimalkan pendanaan dari perbankan Rp 10 triliun.
Pegadaian sendiri berperan sebagai pemberi pinjam atau investor kepada debitur di platform fintech. Kolaborasi ini menjadi sinergi antara keduanya, di mana fintech menyediakan teknologi dan kemampuan, sementara Pegadaian mempunyai manajemen risiko dan pendanaan yang kuat.
“Bulan Februari ini kami akan mengintergrasikan sistemnya. Kami akan mulai kerja sama dengan satu perusahaan fintech dulu, setelah itu bisa cepat karena sudah punya template,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News