Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimistis prospek penjualan emas masih akan positif di 2021, PT Pegadaian targetkan total penjualan emas tahun ini mampu mencapai 7,5 ton atau naik sekitar 15% dari capaian tahun lalu.
Direktur Utama Galeri 24 Arifmon mengungkapkan, penjualan emas di Pegadaian sepanjang 2020 mencapai 6,5 ton, dengan rincian 1,89 ton atau 29% berasal dari penjualan cicilan emas batangan. Adapun sisanya sekitar 4,66 ton atau sekitar 71% dari total penjualan berasal dari pembelian emas digital atau tabungan emas.
Sebagai informasi, Galeri 24 merupakan anak perusahaan PT Pegadaian di bidang penjualan emas tunai. "Penjualan lewat Galeri 24 tahun lalu mencapai 1,15 ton emas batangan yang dibeli secara tunai, sedangkan 106 kilo dalam bentuk perhiasan," jelas Arifmon kepada Kontan, Minggu (14/2).
Baca Juga: Baru dijual di awal Februari, emas edisi Imlek Antam (ANTM) sudah terjual 75%
Berkaca pada kinerja penjualan di tahun-tahun sebelumnya, Arifmon menjelaskan, jelang hari raya besar seperti Idul Fitri, Tahun Baru China atau Imlek, dan Natal, penjualan emas baik batangan maupun digital akan cenderung mengalami penurunan dan bergeser kepada peningkatan gadai emas.
Hal tersebut disebabkan kebutuhan masyarakat terhadap fresh money yang meningkat pada hari raya besar sehingga dipilihlah opsi gadai. "Meskipun begitu, pasca hari raya penjualan emas batangan dan digital akan kembali mengalami peningkatan secara signifikan," ungkapnya.
Untuk itu, di 2021 Pegadaian memproyeksikan penjualan emas bakal meningkat dibandingkan tahun lalu. Targetnya, penjualan emas dalam bentuk emas batangan (cicilan) mampu mencapai 2,3 ton dan dalam bentuk tabungan emas mencapai 5,2 ton.
Arifmon menambahkan, tingkat penjualan emas di Pegadaian pada 2020 mengalami peningkatan di tengah wabah pandemi Covid-19. Dibandingkan tahun 2019, penjualan emas batangan (cicilan) meningkat sebesar 9% sedangkan penjualan tabungan emas meningkat sebesar 17%.
Baca Juga: Stagnan, simak harga emas Antam selengkapnya untuk hari ini (15/2)
"Hal ini menunjukkan meningkatnya awareness masyarakat terhadap pentingnya investasi," jelasnya.
Selain itu, kondisi penjualan tahun lalu sekaligus menunjukkan tumbuhnya antusiasme masyarakat untuk mengalihkan dana yang dimilikinya ke dalam bentuk emas.
Sebagaimana diketahui, emas dianggap sebagai instrumen investasi lindung nilai atau safe haven yang lebih aman dimiliki di tengah krisis kesehatan yang berdampak pada kondisi ekonomi secara makro.
Meskipun begitu, di kuartal I-2021 Arifmon tidak menampik adanya banyak faktor yang akan mempengaruhi harga emas ke depan. Beberapa faktor yang menjadi perhatian tersebut seperti, paket stimulus Covid 19 di Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 1,9 triliun.
Ditambah, ada kebijakan terkait bantuan individual AS US$ 1.400 per orang per bulan untuk warga AS yang berpenghasilan di bawah US$ 50.000 per tahun turut menjadi perhatian.
Sentimen lainnya yang juga menjadi perhatian bagi pergerakan harga emas ke depan, yakni wacana kenaikan upah minimum pekerja dari US$ 7,25 per jam menjadi US$ 15 per jam ikut menjadi penggerak harga emas ke depan.
Baca Juga: Selisih harga emas hari ini dan harga buyback Rp 120.000 per gram, 15 Februari 2021
Di sisi lain, pelaku pasar juga memperhatikan perkembangan ketegangan politik di laut China Selatan, begitu juga sentimen terkait permintaan perhiasan di India dan China yang ekonominya mulai menunjukkan pemulihan.
Mengutip laman Galeri24, harga jual emas batangan Senin (15/4) berada di harga Rp 921.000 per gram, sedangkan untuk harga buyback senilai Rp 817.000 per gram.
Di hari yang sama, harga emas batangan milik PT Aneka Tambang (Antam) berada di level RP 981.000 per gram, dan untuk emas batangan milik PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) dibanderol Rp 928.000 per gram.
Selanjutnya: Harga emas spot melemah tipis usai imbal hasil US Treasury melesat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News