kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemain fintech lending menadah kucuran dana dari multifinance


Sabtu, 07 September 2019 / 18:20 WIB
Pemain fintech lending menadah kucuran dana dari multifinance


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan pesat industri financial technology (fintech) telah menarik minat pemain multifinance. Beberapa multifinance bahkan telah berinvestasi di perusahaan fintech dengan menjadi lender atau pemberi pinjaman.

Sebanyak enam multifinance telah berinvestasi di PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran). Mereka adalah PT Mandiri Tunas Finance (MTF), PT Ciptadana Multifinance, PT Globalindo Multi Finance, PT Indosurya Inti Finance, PT Andalan Finance dan PT Saison Modern Finance.

Baca Juga: Awas, fintech ilegal masih berkeliaran

Chief Credit Officer & Co-Founder Akseleran Christopher Gultom mengaku bahwa Ciptadana Multifinance dan MTF baru saja masuk sebagai lender Akseleran. Biasanya, di tahap awal pemain multifinance hanya berinvestasi dalam jumlah kecil yaitu sekitar Rp 1 miliar–Rp 2 miliar per bulan.

“Investasi mulai dari nominal kecil itu sudah alami karena ini masih perkenalan. Kemudian bisa naik jadi Rp 2 miliar, Rp 3 miliar dan Rp 4 miliar kalau sudah nyaman,” kata Christopher di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Multifinance mulai berani berinvestasi dalam jumlah besar bahkan di angka Rp 7 miliar hingga Rp 15 miliar. Sampai saat ini lender institusi Akseleran masih berkontribusi 10% dari total pendanaan, sementara sisanya dari ritel.

Harapannya, tahun depan porsi lender institusi meningkat jadi 30% dan 70% ritel.

Baca Juga: Registrasi Muamalat Mobile tak kudu ke ATM, begini caranya

Dibandingkan ritel, cost of fund (beban dana) lender korporat dinilai lebih murah. Meski demikian ia berharap dua lender tersebut bisa berperan dalam meningkatkan inklusi keuangan di tanah air.

Diketahui, Akseleran menargetkan penyaluran pinjaman Rp 1 triliun - Rp 1,1 triliun di 2019.

PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku telah bekerjasama dengan Indosurya Finance. Menurut Co-Founder dan CEO Modalku Reynold, kerja sama tersebut bisa meningkatkan pendanaan dan penyaluran pinjaman di platform Modalku.

“Tentu semakin banyak lender akan semakin bagus. Untuk saat ini, baru bekerja sama dengan satu multifinance tapi kami selalu membuka kerja sama lain,” ungkap Reynold.

Baca Juga: Butuh dana tunai, coba ajukan pinjaman online lewat Jenius

Diketahui Modalku bidik pinjaman Rp 10 triliun sepanjang 2019 di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Nilai ini tumbuh 150% year on year (yoy) dibandingkan pinjaman yang disalurkan Modalku di akhir 2018 yaitu Rp 4 triliun.

PT Mekar Investama Sampoerna (Mekar.id) telah bekerja sama dengan perusahaan multifinance sebagai lender institusi.

Namun, Chief Operation Officer (COO) Pandu Aditya Kristy belum mau mengungkapkan berapa jumlah penyaluran pinjaman dari multifinance.

“Kami tertarik bekerja sama dengan multifinance dan berbagai institusi lender lain karena dapat meningkatkan volume pendana bagi para pelaku usaha kecil secara signifikan,” ujarnya.

Baca Juga: Generasi milenial pun sudah harus memikirkan investasi untuk pensiun

Sampai sekarang lender ritel masih mendominasi pendanaan Mekar.id yaitu 95% dari total pendanaan, dan sisanya institusi.

Kemungkinan tahun depan porsi institusi diperkirakan naik, tapi perusahaan tetap menjaga keberlangsungan bisnis dan meningkatkan basis pengguna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×