kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembentukan KUB Bank Daerah Makin Marak


Rabu, 08 Maret 2023 / 19:50 WIB
Pembentukan KUB Bank Daerah Makin Marak
ILUSTRASI. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Tanah Air gencar membantu BPD lain dengan menjadi induk dan membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB).


Reporter: Arif Budianto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Tanah Air gencar membantu BPD lain dengan menjadi induk dan membentuk Kelompok Usaha Bank (KUB).

PT BPD Jawa Timur atau Bank Jatim misalnya, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk menarik sejumlah BPD lainnya bergabung ke dalam KUB.

“Ada beberapa yang akan ikut sesuai dengan visi dan misi kita di dalam pengelolaan customer-nya mungkin ada yang mau nambah. Saya perkirakan ada tiga BPD yang akan bergabung, ada yang gerak cepat ada yang harus komunikasi dengan PSP-nya (Pemegang Saham Pengendali),” ujar Direktur Keuangan, Treasury dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto di Jakarta, Selasa (7/3).

Kata Edi, dengan KUB maka bisnis akan berkembang dan ekspansi jadi lebih terjamin. Seperti BPD yang berada di wilayah timur Indonesia, Bank Jatim bisa mendukung instrumen transaksinya, misal dengan mengelola Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN).

Diketahui, Bank Jatim telah menggaet Bank Nusa Tenggara Barat (NTB) Syariah atau Bank NTB Syariah untuk bergabung ke dalam KUB. Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, ke depan pihaknya akan menyetorkan sejumlah modal tertentu kepada Bank NTB Syariah.

“Di awal kami sertakan modal sebesar Rp 50 miliar sampai Rp 100 miliar, ini akan bertahap, dampaknya ke CAR (Capital Adequacy Ratio) tidak signifikan,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Selasa (7/3).

Baca Juga: Alokasikan Dana Rp 1 Triliun, Bank Jatim Siap Ajak BPD Gabung KUB

Busrul mengungkapkan, ke depan Bank Jatim juga akan menyasar BPD lain untuk bergabung dalam KUB. Tentunya, tetap memperhatikan business matching yang sesuai dengan Bank Jatim.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Jawa Barat dan Banten atau BJB, Yuddy Renaldi mengatakan, di tahun ini pihaknya telah menganggarkan Rp 350 miliar untuk pembentukan KUB.

"Saat ini, Bank BJB merupakan satu-satunya BPD yang memiliki struktur KUB dalam grup usahanya. Ada BJB Syariah yang merupakan anak usaha dari hasil spin off, lalu Bank Bengkulu yang setorannya telah diefektifkan sebesar Rp 99,9 miliar, lalu Bank Sultra yang telah berkomitmen untuk bergabung dalam bentuk LOI dengan bank BJB,” jelasnya kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Selain 3 bank tersebut, lanjut Yuddy, pihaknya juga intens melakukan komunikasi dengan beberapa BPD lain. Yuddy menyebutkan, di Bank Bengkulu saat ini, BJB memiliki persentase saham 7,15% dan dapat bertambah mengingat RUPS memberikan ruang setoran modal dari Bank BJB sampai dengan Rp 250 miliar.

Yuddy menambahkan, dengan KUB ekosistem BJB akan makin besar, pengembangan infrastruktur dan teknologi lebih efisien, peluang bisnis pun dapat tergarap dengan kemampuan permodalan yang lebih kuat secara grup.

Sebelumnya, Bank DKI dan Bank Nusa Tenggara Timur (NTT) juga telah bekerjasama membentuk KUB. Rupanya, kerjasama itu sebagai salah satu langkah untuk memenuhi modal inti bank NTT sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai konsolidasi bank umum.

Kerjasama tersebut digadang-gadang akan meningkatkan potensi bisnis dari kedua bank tersebut. Seperti pada sektor peternakan, pengembangan ternak kecil dan besar untuk kebutuhan pangsa pasar ternak di DKI bisa dipasok dari NTT.

Selain itu, PT Bank Sumatera Selatan dan Bangka Belitung atau Bank Sumsel Babel memilih untuk tidak melakukan KUB.

Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo Argo menjelaskan, langkah tak mengambil KUB dikarenakan Bank Sumsel Babel sudah memiliki modal yang cukup untuk memenuh modal inti yang disyaratkan OJK.

“Syarat permodalan Bank Sumsel Babel sudah melampaui syarat permodalan Rp 3 triliun. Modal kami sudah di atas Rp 4 triliun,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/3).

Antonius mengungkapkan, sebelumnya pihaknya sudah pernah berencana untuk melakukan suntikan modal ke Bank Lampung sebesar Rp 150 miliar. Namun, upaya itu gagal karena tak mendapat restu OJK.

“Sekarang kami fokus untuk pertumbuhan organik saja,” imbuhnya.

Baca Juga: Targetkan Kredit Tumbuh hingga 13%, Intip Strategi Bank Jatim pada Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×