Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan alat berat terlihat terus bertumbuh, dan nampaknya masih akan menjadi salah satu penopang terbesar industri multifinance di tahun depan. Hal tersebut disebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno karena alat berat dipakai untuk industri pertambangan, industri perkebunan, kehutanan, maupun konstruksi jalan yang hingga saat ini semuanya masih berjalan dengan bagus.
"Saat ini pembiayaan masih stabil, harga tambang kan bagus, perkebunan juga. Jadi semuanya lagi ekspansi dan penambahan capex jadi masih terus bagus," ujar Suwandi kepada kontan.co.id, Minggu (16/10).
Sebagai gambaran, berdasarkan statistik OJK per Agustus 2022, piutang pembiayaan alat berat mencapai Rp 34,61 triliun tercatat tumbuh 28,2% secara tahunan alias year on year (YoY) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 27 triliun.
Suwandi memperkirakan, sampai dengan akhir tahun penjualan alat berat bisa mencapai 22.000 unit. Asal tahu saja, berdasarkan data Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) per Agustus 2022 penjualan alat berat telah tembus mencapai 13.963 unit.
Baca Juga: BRI Finance Tebar Promo Bunga 0% di Bulan Inklusi Keuangan 2022
Di tahun depan Suwandi juga optimis penjualan alat berat masih bagus, juga dari sisi pembiayaan para pemain terlihat masih tumbuh positif.
"Mereka masih investasi, harga batu bara masih bagus diperkirakan sampai dengan tahun depan sampai Juni 2023 masih cukup menjanjikan, jadi masih tumbuh," katanya.
Menurutnya, dengan harga batu bara dan nikel yang sedang bagus-bagusnya di kisaran yang cukup tinggi, sehingga hal ini merupakan kesempatan bagi para penambang atau pemegang konsesi tambang, untuk mendapatkan profit bisnis.
Sementara untuk target secara keseluruhan industri pembiayaan di tahun depan, Suwandi memperkirakan bisa tumbuh 5%, dengan alat berat sendiri masih berkontribusi sekitar 25%-30%.
"Kalau strategi kita mengikuti apa yang ada di dalam turunannya. Kita kan menyiapkan dana untuk keperluan para pelaku usaha yang memerlukan pembiayaan, mereka melihat kesempatan ini masih ada dan masih tumbuh di tahun depan," imbuh Suwandi.
Salah satu perusahaan pembiayaan Clipan Finance, mengaku permintaan alat berat masih stabil. Saat ini porsi alat berat mencapai 4,5% dari keseluruhan pembiayaan perusahaan.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, hingga September 2022 pembiayaan alat berat berhasil mencapai Rp 250,2 miliar, meningkat dari capaian secara YoY di 2021 yang di bawah Rp 80 miliar. Hingga akhir tahun 2022 Harjanto pun menargetkan pembiayaan alat berat bisa mencapai Rp 300 miliar
"Faktor pendorongnya yaitu, komoditas masih bagus, infrastruktur juga berjalan baik dan juga transportasi logistik juga ok," kata Harjanto.
Baca Juga: Adira Finance Belum Buru-Buru Menaikkan Bunga Pinjaman
Ia juga optimis tren di 2023 masih positif, pembiayaan pada alat berat pun ditargetkan bisa mencapai Rp 500 miliar di tahun depan. Asal tahu saja, Clipan Finance memang fokus pada pembiayaan alat berat terkait, infrastruktur, logistik dan tambang.
PT BFI Finance Indonesia juga mengakui, sampai semester I tahun 2022, kondisi permintaan kredit alat berat dalam tren terus membaik sejak era pandemi Covid-19 dua tahun belakangan.
Per Juni 2022, portofolio pembiayaan alat berat dan mesin mencapai 11,97% dari total piutang yang dikelola perusahaan
"Sejauh ini, kinerja pembiayaan alat berat kami tercatat positif sehingga kami optimis target kami dapat terpenuhi hingga akhir tahun. BFIN optimistis terkait permintaan alat berat secara masif dari korporasi pemain sektor pertambangan di Tanah Air," ungkap Dian Ariffahmi, Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk
Dian menuturkan, potensi pembiayaan alat berat diperkirakan masih akan membawa angin segar untuk perusahaan pembiayaan . Dengan melihat tren pertumbuhan ini, pembiayaan alat berat BFI Finance diproyeksikan terus bertahan sampai tahun depan.
"Untuk keseluruhan produk pembiayaan secara nasional, kami membidik target pertumbuhan 20% di tahun depan," ujar Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News