Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut keberadaan Bank Wakaf Mikro (BWM) telah membantu perekonomian masyarakat kecil di sekitar pesantren melalui pembiayaan modal usaha produktif dan pembinaan usaha secara terstruktur.
"OJK mendukung sepenuhnya perluasan Bank Wakaf Mikro sebagai bentuk penyediaan akses keuangan dan pemberian pendampingan kepada para pelaku UMKM, khususnya yang berada di lingkungan sekitar pondok-pondok pesantren" kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangan resmi, Kamis (25/3).
Sejak diluncurkan lima tahun lalu hingga saat ini, telah berdiri 62 BWM yang tersebar di 20 provinsi di seluruh Indonesia. Wimboh menilai kehadiran bank tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 55 ribu nasabah. "Dengan akumulasi penyaluran pembiayaan sampai dengan posisi 22 Maret 2022 mencapai Rp 87,2 miliar," terang Wimboh.
OJK bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga baru saja meresmikan pendirian BWM Pesantren Modern Pondok Karya Pembangunan di Ciracas, pada Kamis (24/3) di Jakarta. Ini merupakan BWM pertama DKI Jakarta melalui sinergi antara pemerintah setempat dan Bank DKI.
Baca Juga: Bentuk Kelompok Usaha Bersama dengan BPD Lain, BJB Tengah Menggelar Uji Tuntas
Kegiatan peresmian dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Onny Widjanarko, Pimpinan dan Pengurus Yayasan Pondok Karya Pembangunan serta pimpinan perbankan.
Bersamaan dengan peresmian BWM, OJK melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi DKI Jakarta juga menginisiasi gerakan ekonomi hijau melalui program Biokonversi Sampah Organik Menggunakan Lalat Black Soldier Fly (BSF). Salah satu percontohannya di kompleks Yayasan Pondok Karya Pembangunan.
"Kami berharap program ini dapat menjadi upaya mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru sekaligus menjadi solusi green economy atas permasalahan sampah yang berdampak pada penurunan emisi gas-gas rumah kaca serta memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi" lanjut Wimboh.
Potensi budidaya maggot (larva dari jenis lalat BSF) hidup secara keseluruhan mencapai Rp 6,39 triliun per tahun dan dapat menyerap SDM sebanyak 1,53 juta orang. Seluruh hasil produksi dan produk sampingan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan hewan (unggas, ikan, dan burung) dan pupuk organik.
Baca Juga: Beleid Keluar, Kini Beli Produk Unitlink Wajib Direkam
"Implementasi program biokonversi sampah organik sangat mudah dan murah serta tidak menularkan bakteri pada manusia," terangnya.
Selain itu, OJK berharap berbagai manfaat yang dihasilkan melalui program ini dapat terus dikembangkan oleh TPAKD DKI Jakarta dan menjadi contoh untuk dapat diterapkan di kota-kota besar lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News