kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembiayaan bermasalah di sejumlah bank syariah menggemuk di 2018


Rabu, 20 Maret 2019 / 20:43 WIB
Pembiayaan bermasalah di sejumlah bank syariah menggemuk di 2018


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan syariah mencatatkan perbaikan non performing financing (NPF) di tahun lalu. Meski begitu, beberapa pemain yang mencatatkan peningkatan NPF di tahun lalu sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang melesat.

Ambil contoh, PT Bank BNI Syariah yang membukukan NPF gross naik dari 2,89% menjadi 2,93%. Hal ini diiringi dengan pertumbuhan pembiayaan yang naik signfikan sebesar 19,93% yoy menjadi Rp 28,3 triliun di tahun 2018.

Meski begitu Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan tahun ini pihaknya menarget NPF bakal lebih rendah dibandingkan periode 2018.

"Kualitas aset di level yang relatif baik dengan NPF di tahun 2018 sebesar 2,9%. Lebih baik dibandingkan rata-rata BUS yang mencapai 3,3%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/3).

Perseroan juga sudah mengantisipasi kenaikan NPF di tahun lalu. Terbukti dari rasio pencadangan BNI Syariah yang mencapai 97%, meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 86%. Rasio ini menurut Dhias akan dijaga stabil hingga akhir tahun 2019.

Adapun, sebagai langkah menekan NPF, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) punya lima langkah yang akan dilakukan guna menggapai hal tersebut. Pertama, lebih selektif menyalurkan pembiayaan ke segmen, sektor dan nasabah dengan tingkat risiko yang rendah.

Kedua, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang analisis keuangan, mitigasi resiko dan relationship management. Ketiga, mengintesifkan monitoring pembiayaan melalui early warning signal dan traffic light management system.

Tak berhenti di situ, Dhias mengungkap pihaknya akan mengoptimalkan remedial dan recovery pembiayaan dengan membentuk tim khusus. Sekaligus memetakan struktur jaringan atau cabang dengan fokus ekspansi dan perbaikan kualitas.

Selain BNI syariah, PT Bank BCA Syariah juga mencatatkan peningkatan NPF di tahun lalu. Kendati jauh lebih rendah dari rata-rata industri, NPF BCA Syariah naik dari 0,32% menjadi 0,35%.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih mengatakan hal tersebut masih jauh berada di batas NPF yang dipatok perseroan. Malah, pihaknya mengaku per akhir Februari 2019 lalu posisi NPF ini terus beranjak naik ke level 0,45%.

"NPF kami memang geser tipis karena ada nasabah telat bayar, tapi semestinya bulan depan (Maret 2019) sudah ok (membaik)," katanya. Asal tahu saja, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ini memang mematok NPF maksimal sebesar 1%.

NPF perseroan terus berada di bawah 1% antara lain karena pencadangan BCA Syariah yang terbilang jumbo. John mengatakan pihaknya terus memasang rasio pencadangan di atas 200% untuk menggawangi posisi NPF tersebut.

"Sejauh ini coverage masih cukup baik dan aman. NPF akan dijaga dan tetap berhati-hati (prudent)," sambungnya.

Sebagai informasi, tahun lalu BCA Syariah membukukan pembiayaan naik 16,91% yoy menjadi Rp 4,9 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×