kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pembiayaan Digital Jadi Penopang Kenaikan Pengguna Jasa Layanan Paylater


Kamis, 06 Juli 2023 / 10:54 WIB
Pembiayaan Digital Jadi Penopang Kenaikan Pengguna Jasa Layanan Paylater
ILUSTRASI. Pembiayaan Digital Jadi Penopang Kenaikan Pengguna PP BNPL.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Vina Destya | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kenaikan perusahaan pembiayaan buy now paylater (PP BNPL) disebabkan oleh persetujuan pembiayaan yang mudah serta promo-promo menarik yang diberikan PP BNPL.

Hal yang sama dikatakan oleh dua PP BNPL yaitu Kredivo dan Akulaku bahwa penyebabnya tidak lain karena kebutuhan akan pembayaran digital yang meningkat, dan kemudahan pembiayaan.

SVP, Marketing and Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan bahwa adanya peningkatan kebutuhan akan pembayaran digital yang dianggap konsumen lebih mudah dan terjangkau.

Baca Juga: Makin Banyak yang Berutang di Paylater

“Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna pay later di e-commerce yang meningkat dalam setahun terakhir, dari 28,2% di tahun 2022 menjadi 45,9% di tahun 2023,” ujar Indina pada Kontan, Rabu (5/7).

Sejalan dengan Efrinal Sinaga selaku Presiden Direktur Akulaku Finance bahwa kenaikan ini ditopang oleh perubahan lifestyle belanja masyarakat yang saat ini mulai bergeser ke cara belanja online dengan menggunakan Buy Now Pay Later (BNPL), dan sosialisasi digital.

“Adanya sosialisasi, edukasi literasi dan inklusi keuangan yang terus menerus ke seluruh wilayah Indonesia, sehingga masyarakat lebih paham digital,” ujar Efrinal pada Kontan, Rabu (5/7).

Faktor lain yang ikut mendorong pertumbuhan pay later di antaranya integrasi layanan pay later dengan merchant di berbagai sektor dan perbaikan infastruktur oleh pemerintah serta rantai pasok di kota non-metropolitan yang mendorong penetrasi layanan e-commerce.

Baca Juga: Ekonom Minta Pemerintah Segera Atur Social Commerce, Ini Alasannya

“Berdasarkan laporan perilaku konsumen e-commerce Indonesia di tahun 2023, adanya peningkatan nilai transaksi di kota tier 2 dan 3 menjadi 43% tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 37%. Hal ini membuka peluang bagi pay later memperluas pasarnya,” papar Indina.

Efrinal juga mengatakan bahwa demografi kependudukan saat ini mayoritas kaum milenial dan adanya perkembangan pada infastruktur menjadi penopang penting dalam pertumbuhan ini.

“Perbaikan sarana infrastruktur telekomunikasi sehingga mengurangi daerah bank spot,” tambah Efrinal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×