Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperkuat penerapan prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.
Direktur Utama BRI Sunarso menyebut penerapan ESG yang konsisten dan berkala harus dimulai pada aspek tata kelola. Di samping itu, prinsip tersebut harus dikerjakan secara simultan.
Dengan tata kelola yang baik, Sunarso meyakini penerapan ESG dapat lebih terarah dan terukur sehingga dapat mendorong keberlangsungan usaha yang dijalankan.
“Sampai dengan detail yang kecil-kecil, aktivitas BRI di kantor kami ukur emisi karbonnya berapa, dan kami berkomitmen untuk secara gradual menuju zero emisi karbon. Itu yang saya katakan green operation. Jadi, mencakup green asset, green liability dan green operation,” kata Sunarso, Jumat (17/6).
Baca Juga: Hingga Mei 2022, BCA Salurkan Kredit Sindikasi Lebih dari Rp 11 Triliun
Hingga kuartal I-2022, BRI berhasil menyalurkan pembiayaan ESG senilai Rp 639,9 triliun, atau lebih dari 65,6% dari total kredit perseroan. Jumlah ini meningkat 13,4% dari realisasi tahun sebelumnya sekitar 62,9% atau senilai Rp 564 triliun.
Menurut Sunarso, penyaluran kredit yang menerapkan prinsip ESG, sebagian besar terserap di sektor UMKM mencapai Rp 568,4 triliun. Disusul sektor pengelolaan lingkungan berkelanjutan terkait sumber daya alam hayati dan tata guna lana Rp 45,2 triliun dan transportasi rendah emisi Rp 14,6 triliun.
Sejak 2013, BRI telah menerapkan prinsip-prinsip ESG dan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mempublikasikan laporan berkelanjutan. Pada 2017, ESG menjadi isu yang dimanifestasikan dalam kebijakan internal melalui General Sustainable Finance dan CPO Policy.
Pada tahun yang sama, BRI menjadi First Mover on Sustainable Banking dan pada 2018 BRI diangkat sebagai ketua Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI). Setahun berikutnya, BRI menerbitkan sustainability bond senilai US$ 500 juta dan membuat rencana aksi keuangan berkelanjutan untuk periode tahun 2019-2024.
Kemudian pada 2020, perseroan melakukan kalkulasi emisi dari gas rumah kaca, dilanjutkan pada 2021 melalui beberapa strategi, seperti mendirikan ekosistem ultra mikro (UMi) dan membentuk secara khusus ESG Desk dan ESG Committee.
Baca Juga: Pembiayaan Hijau BCA Telah Mencapai 25% dari Total Kredit
Selain itu, BRI juga menerapkan kebijakan pembiayaan sektoral yang mengacu pada mitigasi risiko berdasarkan prinsip ESG. Hal ini akan terus ditingkatkan terutama dalam pemberdayaan segmen UMKM sebagai inti bisnis BRI.
Tak hanya itu, BRI juga menerapkan kebijakan ketat terkait larangan penyaluran pembiayaan kepada sektor-sektor yang tidak menerapkan prinsip ESG, seperti usaha yang terkait penebangan liar, produksi dan perdagangan narkotika, kerja paksa, eksploitasi anak dan pencucian uang.
Sementara untuk sektor komoditas crude palm oil (CPO), perseroan mewajibkan nasabah memiliki atau dalam proses sertifikat ISPO atau RSPO. Kemudian tidak ada nasabah dengan peringkat PROPER Hitam (peringkat paling bawah dalam pengelolaan lingkungan) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News