kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.179   21,00   0,13%
  • IDX 7.053   69,44   0,99%
  • KOMPAS100 1.055   14,32   1,38%
  • LQ45 829   11,91   1,46%
  • ISSI 214   1,24   0,58%
  • IDX30 423   6,73   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,74   1,54%
  • IDX80 120   1,64   1,38%
  • IDXV30 125   0,95   0,76%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Pembiayaan Home Credit sepanjang tahun 2018 lalu melonjak nyaris 80%


Senin, 14 Januari 2019 / 17:20 WIB
Pembiayaan Home Credit sepanjang tahun 2018 lalu melonjak nyaris 80%


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayan PT Home Credit Indonesia menyalurkan pembiayaan sebesar lebih dari Rp 9,5 trilun per akhir 2018. Angka ini naik 79% dari pembiayaan sepanjang 2017 yang mencapai sekitar Rp 5,3 triliun.

Kenaikan pembiayaan itu sejalan dengan penambahan 6.600 titik distribusi dan jangkauan kota baru sebanyak 28 kota pada tahun lalu. Per 2018, Home Credit Indonesia memiliki 18.000 titik distribusi yang tersebar di 141 kota di Indonesia. Sementara pada tahun 2017 perseroan baru memiliki 11.400 titik distribusi di 113 kota.

Jenis barang yang dibeli lewat pembiayaan dari perusahaan sendiri mayoritas adalah ponsel dan gawai yang mencapai 69,42%. Disusul oleh barang elektronik dan televisi sebesar 18,29%, furniture 6,97%, dan lain-lain sebesar 5,51%.

Selain itu, perusahaan ini juga menyalurkan pembiayaan multiguna, seperti untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan wisata. “Dengan cakupan yang ada, kami sudah meng-cover 90% populasi urban yang tinggal di Indonesia,” kata CEO Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler pada Senin (14/1).

Ia melanjutkan, pada 2018 perusahaan ini mencatatakan dua juta kontrak baru, bertambah dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,3 juta kontrak baru. “Nasabah bertambah karena kami menambah titik-titik penjualan,” kata dia.

Sejak beroperasi pada 2013 hingga tahun lalu, Home Credit melayani lebih dari 3,6 juta pelanggan di Indonesia.

Tahun 2018 juga menjadi tahun pertama perusahaan ini mebukukan laba, setelah beroperasis elama enam tahun. Akan tetapi, pihak perusahaan belum mau menyebutkan angka karena masih menunggu audit laporan keuangan.

“Kami perluas skala dulu saat masuk ke sebuah pasar. Bangun skala kemudian profit. Untuk bangun skala tersebut kita harus investasi di teknologi dan distribusi,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×