Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pembiayaan kendaraan bekas multifinance terus tumbuh melambat dalam beberapa bulan terakhir. Per Februari 2025 tumbuh 15,56% Year on Year (YoY), per Maret 2025 tumbuh 13,69% YoY, lalu per April 2025 hanya tumbuh 11,08% YoY.
Mengenai hal itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menilai bahwa perlambatan pembiayaan kendaraan bekas industri bukan semata-mata karena menurunnya minat terhadap kendaraan bekas. Sebaliknya, Chief of Business & Portfolio Officer Adira Finance Harry Latif berpendapat segmen kendaraan bekas masih memiliki pasar yang potensial.
"Sebab, kendaraan bekas memiliki harga yang lebih terjangkau, dibandingkan harga kendaraan baru," ucapnya kepada Kontan, Selasa (17/6).
Baca Juga: BFI Finance Catat Pertumbuhan Pembiayaan Investasi sebesar 12% per Kuartal I-2025
Oleh karena itu, Harry optimistis pembiayaan kendaraan bekas industri multifinance akan menunjukkan perbaikan pada semester II-2025.
"Hal itu seiring dengan harapan membaiknya indikator ekonomi dan meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang akhir tahun," ujarnya.
Lebih lanjut, Harry menyampaikan Adira Finance akan melakukan sejumlah strategi untuk mendorong kinerja pembiayaan kendaraan bekas hingga akhir tahun ini. Dia bilang strateginya, yaitu terus memperkuat kerja sama dengan dealer, serta menghadirkan program pemasaran yang lebih menarik.
Sementara itu, Harry menyatakan penyaluran pembiayaan kendaraan bekas Adira Finance hingga Mei 2025 tercatat sebesar Rp 1,4 triliun. Dia bilang nilai yang diperoleh itu mencerminkan adanya perlambatan pertumbuhan, jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sayangnya, dia tak menyebutkan berapa angka perlambatannya.
"Perlambatan itu disebabkan oleh tekanan pada kondisi makro ekonomi yang berdampak pada daya beli masyarakat. Dalam situasi tersebut, konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian barang konsumtif, termasuk kendaraan, dan lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok," kata Harry.
Baca Juga: Komisaris BFI Finance (BFIN) Sunata Tjiterosampurno Mengundurkan Diri
Selanjutnya: Pembukaan Jakarta Fair 2025 Besok, Batas Senja Tampil di Konser PRJ Kemayoran 2025
Menarik Dibaca: Gejolak Geopolitik Timur Tengah Berlanjut, Sinyal Bahaya bagi Indonesia?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News