Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ramainya masyarakat yang menggadaikan barang-barang berharga menjelang Ramadan turut menopang bisnis PT Pegadaian pada paro pertama tahun ini. Perusahaan gadai pelat merah tersebut mencetak total pembiayaan mencapai Rp 31,5 triliun sepanjang semester satu tahun 2015. Angka ini naik 12% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2014 lalu.
Tapi, Dwi Agus Pramudya, Direktur Pegadaian, mengatakan, penyaluran pembiayaan perusahaannya bisa menurun bulan ini. Sebab, hari kerja di bulan Juli tidak sebanyak bulan-bulan lain karena ada libur dan cuti bersama Lebaran. "Bulan ini mungkin pembiayaan turun sekitar 3% dari bulan normal. Baru nanti akan kembali pada Agustus karena masa anak sekolah sudah selesai," katanya pekan lalu.
Itu sebabnya, menurut Dwi, kinerja Pegadaian tahun ini bakal lebih baik ketimbang tahun lalu. Pegadaian menargetkan outstanding pembiayaan mencapai Rp 33 triliun pada tutup tahun 2015.
Catatan saja, kinerja Pegadaian selama tahun 2014 sempat terseret pelemahan harga emas. Tidak hanya outstanding pembiayaan yang mandek, pendapatan Pegadaian pun turun yang akhirnya menekan perolehan laba.
Tahun ini Pegadaian mengincar laba sebesar Rp 1,75 triliun. Sedang tahun lalu realisasi laba perusahaan yang berdiri 1901 silam ini sebanyak Rp 1,71 triliun. Artinya, Pegadaian hanya membidik kenaikan laba tahun ini 2,34%. Meski naik tipis, target laba itu lebih baik ketimbang laba tahun lalu yang turun 10%.
Pendanaan perbankan
Untuk menyambut bisnis pembiayaan di semester kedua, Pegadaian akan mengandalkan pendanaan dari perbankan. Perusahaan yang pada 1905 berstatus jawatan ini, bakal menutup Rp 5,5 triliun sampai Rp 6 triliun kebutuhan dana dari perbankan.
Pada awal bulan lalu, Pegadaian memutuskan untuk tidak menerbitkan sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp 1,9 trilun. Sebab, kebutuhan pendanaan mereka telah terpenuhi hingga akhir tahun. Kalaupun ada tambahan dari obligasi, mungkin sekitar
Rp 500 miliar dari PUB yang belum diterbitkan oleh Pegadaian. Tapi, "Kami masih mengandalkan dana dari bank, sejauh ini bunga bank terbilang stabil," ujar Dwi.
Sebagaimana diketahui, Pegadaian menargetkan dana obligasi berkelanjutan sebesar Rp 7 triliun selama dua tahun sampai tahun 2015. Obligasi berkelanjutan II Pegadaian tahap I telah diterbitkan senilai Rp 1,22 triliun. Menyusul kemudian penerbitan obligasi berkelanjutan II tahap II sebesar Rp 960 miliar dan obligasi berkelanjutan II tahap III Rp 2,9 triliun. Sehingga, total realisasi obligasi berkelanjutan II Pegadaian mencapai Rp 5,085 triliun.
Itu berarti, target dana obligasi yang belum teralisasi sebesar Rp 1,91 triliun. Pegadaian tidak merealisasikan seluruh plafon PUB Berkelanjutan II karena berdasarkan pertimbangan manajemen, kondisi pasar obligasi khususnya pada semester kedua tahun 2013 dan tahun 2014 tidak sesuai dengan ekspektasi. "Sehingga target kupon obligasi yang efisien untuk kami tidak tercapai," kata mereka dalam pernyataan tertulis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News