Reporter: Anisah Novitarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT. Surya Artha Nusantara (SAN) Finance, salah satu perusahaan pembiayaan alat berat yang menjadi korban pembobolan deposito Bank BTN tetap optimistis untuk menggarap bisnisnya tahun ini.
Setelah adanya kasus pembobolan deposito simpanan milik SAN Finance yang ada di BTN, ternyata hal tersebut tidak menggangu aktifitas bisnisnya.
Andrijanto selaku Direktur Keuangan SAN Finance mengatakan, cash flow perusahaan masih kuat. “Ini kan hanya masalah dana kita yang terblok di sana. Jadi tidak begitu pengaruh dengan bisnis kita yang jalan,” kata Andrijanto pada KONTAN, Senin (20/3).
SAN Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan tahun ini dapat tumbuh 5%. Informasi saja, pada tahun lalu, SAN Finance dapat menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 3 triliun. Dengan demikian, untuk tahun ini, SAN Finance menargetkan pembiayaan sebesar Rp 3,2 triliun.
Tahun ini, SAN Finance akan lebih menggenjot sektor pembiayaan alat berat. “Tahun lalu, pembiayaan alat berat hanya 25%. Tahun ini sektor alat berat mulai bangkit, untuk itu kita tingkatkan menjadi 40%. Sedangkan sisanya 60% untuk pembiayaan konsumen,” kata Andrijanto.
Untuk sumber dana yang digunakan untuk memenuhi target tahun ini, SAN Finance berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun dan menggunakan pinjaman dari bank sebesar Rp 1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News