kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembobolan saldo Gopay, antara hacker, kelengahan korban dan perusahaan


Senin, 20 Januari 2020 / 13:40 WIB
Pembobolan saldo Gopay, antara hacker, kelengahan korban dan perusahaan
ILUSTRASI. Logo aplikasi pembayaran digital dari Gojek, GoPay dan GoBills


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembobolan saldo Gopay menjadi sorotan setelah dua artis ibu kota menjadi korban. Mereka adalah Aura Kasih dan Maia Estianti. Naasnya, peristiwa pembobolan saldo bernilai jutaan rupiah tersebut terjadi dalam waktu berdekatan, yakni November dan Desember 2019.

Aura Kasih mengaku kehilangan saldo Gopay sekitar Rp 11 juta. Dalam kasus ini, dua akun Gopay berisikan saldo Rp 1,9 juta lenyap bahkan pelaku mengakses akun bank virtual ibu satu anak tersebut untuk top up Gopay senilai Rp 9,7 juta. Tak lama setelah kejadian tersebut, Aura langsung mendatangi kantor Gojek.

Baca Juga: Menjadi korban penipuan, pengguna layanan Gojek lapor ke Polda Metro Jaya

Hal serupa juga terjadi kepada Maia Estianti. Awalnya, ia berniat menggunakan layanan pesan-antar GoFood. Belum sempat memesan makanan, lewat postingan Instagram pribadinya @maiaestiantyreal, ia menjelaskan, bahwa sopir ojek online itu mengaku motornya mogok dan meminta Maia memasukan nomor telepon disertakan kode “21”.

Ia mengikuti permintaan tersebut. Tanpa disadari, ia ternyata memindahkan (forward) data telepon kepada pelaku, termasuk kode OTP melalui pesan sms. Padahal ia tidak memberikan kode tersebut tapi saldo Gopay tetap terkuras. Anehnya lagi, posisi sopir yang tiba-tiba berpindah, lalu meretas akun aplikasinya yang lain seperti Tokopedia dan WhatsApp.

Pelaku menghapus kedua aplikasi tersebut. Untungnya, Maia berhasil menghubungi provider seperti Telkomsel dan perusahaan kartu kredit untuk segera memblokirnya karena pelaku hampir saja membeli telepon seluler seharga Rp 18 juta melalui kartu kredit milik Maia. Atas kejadian itu, ibu tiga anak ini menyarankan Gojek untuk meningkatkan sistem keamanannya.

“Saran saya buat pemilik usaha aplikasi kaya Gojek, Tokped dan lain-lain, mestinya kejadian seperti harus diantisipasi sekali. Supaya tidak berjatuhan korban-korban lain,” tegas Maia.

Gojek pun bereaksi. Senior Manager Corporate Affairs Gojek Alvita Chen mengecam kasus penipuan berbasis rekayasa sosial (social engineering) yang menimpa Maia dan mitra Gojek Yusdi Alamsyah. Baik perusahaan, mitra Gojek maupun GoFood tidak pernah meminta kode apapun lewat cara apapun.

“Kami siap membantu agar penipu dapat diusut dan ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Kami juga terus mengingatkan pengguna dan mitra Gojek untuk selalu mengecek kembali jika dihubungi oleh pihak yang mengaku dari Gojek atau mitra Gojek,” kata Alvita, beberapa waktu lalu.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×