kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah mencoba menyatukan e-money


Selasa, 15 November 2011 / 07:15 WIB
Pemerintah mencoba menyatukan e-money
ILUSTRASI. Mengonsumsi sumber makanan yang mengandung banyak vitamin C bisa jadi salah satu cara menghilangkan kerutan di wajah.


Reporter: Roy Franedya, Adisti Dini Indreswari | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah mulai membenahi uang elektronik (e-money). Sektor transportasi akan jadi percontohan. Bank Indonesia (BI) menargetkan, tahun 2013 hanya ada satu uang elektronik di sektor ini.

Untuk itu, kemarin, BI bersama Kementerian Perhubungan (Kemhub) dan Kementerian Telekomunikasi dan Informasi (Kemkominfo) menyusun kebijakan dan standar interkoneksi dan interoperabilitas (multifungsi dan multi-akses). BI akan menangani keamanan transaksi dan sistem pembayaran. Kemkominfo mengatur standar teknis e-money seperti perangkat, frekuensi dan sistem yang membaca kartu. Sedangkan Kemhub mengurus infrastruktur, operasional, dan monitoring.

Menurut Gubernur BI, Darmin Nasution, kerjasama ini menghubungkan seluruh jaringan penerbit e-money. Lewat interkoneksi, pengembangan infrastruktur lebih murah. "Pengembangan e-money di transportasi signifikan. Nilainya memang kecil-kecil, tetapi penggunaannya massal dan berulang-ulang," ujarnya, Senin (14/11).

Berdasarkan data BI per November 2011, jumlah e-money mencapai 11,7 juta kartu. Rata-rata transaksi 2.000 transaksi per hari senilai Rp 19,15 juta.

Kepala Biro Humas BI, Difi Johansyah menambahkan, setelah kerjasama tiga instansi ini terbentuk, bank akan menyesuaikan diri. "Jadi bentuknya kayak menetapkan bandwith 3G, regulator menentukan standar dan provider bebas masuk," katanya.

Langkah ini menjadi awal pengaturan pemerintah di bisnis e-money. Pilihan tampaknya mengerucut pada dua: membuat satu e-money atau saling menghubungkan e-money yang ada, seperti sistem interkoneksi di ATM.

GM Card Business Division BNI, Dodit Wiweko Probojakti, mengatakan, pihaknya mendukung penyatuan jaringan tersebut. Pasalnya, memiliki banyak e-money tidak efisien. Masak, di dompet ada Flazz, Indomaret Card atau E-Toll.

Saat ini BNI sudah menerbitkan kurang dari 50.000 e-money. BNI sedang membangun infrastruktur pengembangan e-money. "Tahun depan kami akan paralel jaringan dengan bank lain," ujarnya.

Masalah lain, pelaku e-money di industri telekomunikasi belum diajak bicara. Reyhan, GM Business Development T-Cash Telkomsel mengatakan, BI baru melontarkan wacana ini. "Tapi kami menyambut bagus," ujarnya.

Meskipun tidak signifikan menjaring pelanggan baru, interkoneksi bisa memudahkan pelanggan. Tapi, Telkomsel masih berkeberatan pelanggan e-money juga mempunyai rekening bank. "Kalau seperti itu, buat apa ada e-money?" tanya Reyhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×