Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah korporasi di Tanah Air terlihat masih belum banyak melakukan ekspansi bisnis pada pertengahan tahun 2025 ini. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit sindikasi yang menyusut signifikan pada awal Juni tahun 2025 ini.
Kesepakatan kredit sindikasi dari sisi mandated lead arrenger (MLA) dari awal tahun hingga 2 Juni 2025 baru mencapai US$ 7,73 miliar. Angka ini merosot 11,53% secara tahunan (yoy).
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) tercatat sebagai bank yang memiliki kontribusi paling besar terhadap kesepakatan kredit sindikasi pada periode tersebut, yakni mencapai US$ 946,98 juta.
Baca Juga: Andalkan Proyek Pemerintah, Kredit Sindikasi Perbankan Berpotensi Meningkat di 2025
Meski naik peringkat, namun nilai kredit sindikasi BNI juga tak terhindar dari penurunan yaitu mencapai 36,27% dari periode sama tahun lalu.
Sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru berkontribusi US$ 666,81 juta dalam pembayaran sindikasi tahun ini. Angka tersebut merosot 55,01% dari periode sama tahun sebelumnya.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) baru berkontribusi masing-masing US$ 582,72 juta dan US$ 245,38 juta pada periode tersebut.
Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, penyaluran kredit sindikasi berkaitan dengan penugasan pemerintah di bidang infrastruktur.
"Karena ada perubahan prioritas program dari infrastruktur ke pertanian dan MBG misalnya, efeknya ke penyaluran kredit sindikasi lebih rendah. Selain itu masih tingginya suku bunga pinjaman ikut mempengaruhi permintaan kredit sindikasi," kata Bhima kepada kontan.co.id, Senin (2/6).
Bhima melihat, peluang kredit sindikasi sebetulnya itu untuk membiayai hilirisasi mineral salah satunya nikel dan bauksit. Tapi kata Bhima risik nya meski sudah dibagi dalam model sindikasi tetap masih tinggi bagi perbankan domestik.
Baca Juga: Ini Penyebab Kredit Sindikasi Turun saat Kredit Korporasi Mampu Tumbuh
"Fluktuasi permintaan produk hasil hilirisasi ikut mempengaruhi minat pembiayaan sindikasi perbankan," ujarnya.
Adapun EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengungkapkan, pada prinsipnya, tren penyaluran kredit sindikasi akan sejalan dengan kondisi perekonomian nasional.
Bank BCA disebut turut berpartisipasi dalam kredit sindikasi dengan senantiasa mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA.
Sementara Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara mengungkapkan kredit sindikasi tahun ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor makroekonomi, baik domestik maupun global. Saat ini, pihaknya melihat sektor korporasi cenderung lebih selektif dalam ekspansi.
“Ini sejalan dengan ketidakpastian ekonomi global, volatilitas suku bunga, serta strategi optimalisasi pembiayaan oleh pelaku usaha,” ujar pria yang diakrab Ossy ini.
Baca Juga: Korporasi Minim Ekspansi, Perbankan Minim Beri Kredit Sindikasi
Selain itu, Ossy menyebut beberapa proyek besar saat ini lebih banyak memanfaatkan pendanaan internal atau skema alternatif lainnya. Alhasil, kredit sindikasi pun tak begitu diperlukan.
Meski demikian, pihaknya akan tetap proaktif dalam mendorong pertumbuhan kredit sindikasi. Tentunya, dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian serta fokus pada sektor-sektor prioritas yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News