kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peminjam pria dominan jadi pemicu kredit macet fintech


Jumat, 16 November 2018 / 17:34 WIB
Peminjam pria dominan jadi pemicu kredit macet fintech
ILUSTRASI. UangTeman


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada fenomena menarik yang terjadi dalam bisnis layanan keuangan berbasis digital atau fintech. Ditemukan fenomena bahwa kaum pria menjadi peminjam dominan yang menjadi penyebab kredit bermasalah atau NPL di perusahaan fintech cash loan. Layanan pinjaman online yang menyasar individu.

CEO dan Co-Founder UangTeman Aidil Zulkifli membenarkan, sekitar 60% tingkat kredit bermasalah perusahaanya memang dari peminjam pria. Sedangkan wanita dinilai lebih disiplin dan bertanggungjawab dalam membayar kredit secara tepat waktu.

“Wanita itu lebih bertanggungjawab membayar kredit, karena di Indonesia wanita berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengatur keuangan keluarga. Hal ini yang membuat wanita lebih bertanggungjawab,” kata Aidil di Jakarta, belum lama ini.

Sampai September, UangTeman telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 300 miliar dengan tingkat NPL di bawah 3%. Portofolio pinjaman sekitar 30% biaya produktif, 25% biaya pendidikan, 20% biaya kesehatan dan sisanya konsumtif.

Vice President Kredit Pintar Boan Sianipar bilang, kredit macet perusahaan lebih banyak dari peminjam pria. Manurutnya, kalangan pria lebih berani menanggung konsekuensi ketimbang wanita yang tidak mau bermasalah. Tapi secara umum, kredit macet disebabkan kemauan dan kemampuan nasabah melunasi kredit.

“Kalau orang tidak membayar pinjaman itu ada dua sebab, yaitu orang yang tidak mau bayar dan juga orang yang tidak bisa bayar. Mungkin tidak bisa bayar karena gajinya tertunda atau dipinjam orang,” ungkapnya.

Saat ini profil peminjam Kredit Pintar masih didominasi pria yang mencapai 55%, sedangkan sisanya wanita. Tujuan mereka meminjam kredit beragam, dari biaya pendidikan 8,4%, pengeluaran sehari-hari 6,3%, modal kerja 17,7%, biaya pengobatan 4,% dan lain-lain.

Sampai Oktober, Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 1 triliun kepada 500.000 peminjam. Penyebaran jumlah peminjam masih didominasi daerah Jawa, seperti Jawa Barat, Jakarta dan Jawa Timur. Jumlah peminjam berusia 26 tahun-40 tahun masih mendominasi yaitu sebesar 60%.

Pemain lain, fintech DanaCepat menyebutkan sebagian besar peminjam pria yang menyebabkan kredit macet itu memang tak berniat melunasi pinjamannya. Portofolio peminjam DanaCepat adalah sekitar 55% pria dan 45% wanita.

“Menurut saya kredit macet terjadi karena mereka tidak ada itikad baik. Bisa dibedakan antara yang tidak mampu bayar dan tidak mau bayar,” kata Co-Founder DanaCepat Dino Martin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×