Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Sejak akhir tahun lalu, eks Bank Pundi ini memang sudah berencana melakukan aksi penambahan modal via rights issue secara bertahap untuk menerbitkan 400 miliar saham senilai Rp 8 per lembar. Perseroan menargetkan dapat menghimpun dana hingga Rp 3,2 triliun. Rencananya ada dua rights issue yang digelar Juni 2020 untuk menghimpun dana Rp 500 miliar, dan Desember 2020 untuk menghimpun dana Rp 700 miliar.
Dua rencana tersebut batal, karena pandemi, dan adanya rencana penggabungan usaha dengan Bank BJB. Padahal Fahmi bilang sudah ada sejumlah investor anyar, termasuk investor asing yang siap menjadi pemegang saham anyar perseroan via aksi tersebut. Sayang rencana calon investor tersebut juga batal.
Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang sukuk negara diperkirakan lebih dari Rp 20 triliun
Fahmi sebelumnya juga menjelaskan suntikan modal memang sangat dibutuhkan perseroan untuk mendongkrak kinerja yang sepanjang berdiri, Bank Banten selalu dapat rapor merah. Dari kalkulasinya, perseroan setidaknya butuh tambahan modal minimum Rp 500 miliar untuk dapat mulai mendulang laba pada 2021.
“Tambahan modal akan kami gunakan untuk kredit mencapai Rp 2,02 triliun, yang kemudian bisa mengurangi cost of fund hingga 10,66%. Ini jadi salah satu skenario terbaik, bagaimana kami bisa meraih impas (break even point) pada 2021,” sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News