kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Penarikan Kendaraan di CNAF Menurun Meski NPF Mulai Naik Pasca Lebaran


Selasa, 22 April 2025 / 21:23 WIB
Penarikan Kendaraan di CNAF Menurun Meski NPF Mulai Naik Pasca Lebaran
ILUSTRASI. Penjualan mobil bekas di showroom Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (22/5/2023). CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengungkapkan pembiayaan baru telah terealisasi Rp1,8 triliun pada kuartal I/2023. Saat ini pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana mendominasi pertumbuhan pembiayaan di CNAF./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/05/2023.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat tren penurunan jumlah kendaraan yang dikembalikan nasabah maupun ditarik perusahaan pada periode setelah Lebaran 2025. Hal ini menjadi sinyal positif di tengah tantangan kualitas pembiayaan yang biasanya meningkat usai masa libur panjang.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menyampaikan bahwa selama April 2025, jumlah kendaraan yang dikembalikan secara sukarela maupun melalui proses penarikan tercatat sebanyak 233 unit, menurun dibandingkan 356 unit pada Maret.

“Kami memang lebih memprioritaskan penyelesaian proses pembayaran normal dan penyelesaian bersama dengan nasabah,” ujar Ristiawan kepada Kontan, Selasa (22/4).

Baca Juga: CNAF Salurkan Pembiayaan Mobil Bekas Rp 1,98 Triliun pada Kuartal I-2025

Meski demikian, CNAF mencatat adanya sedikit kenaikan pada rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) pasca Lebaran. 

Ristiawan mengatakan per akhir Maret 2025, NPF perusahaan tercatat sebesar 1,28%, membaik dibandingkan Februari 2025 sebesar 1,30%, namun mulai menunjukkan tren kenaikan memasuki April.

“Hal ini umumnya disebabkan kondisi keuangan masyarakat yang kurang stabil setelah Lebaran sehingga berdampak pada ketidakmampuan membayar angsuran,” jelasnya.

Baca Juga: CNAF Catatkan Perbaikan Tingkat NPF Menjadi 1,28% per Maret 2025

Untuk menjaga kualitas aset, CNAF memperkuat strategi mitigasi risiko. Perusahaan menerapkan metode risk-based pricing, yakni penentuan suku bunga berdasarkan profil risiko nasabah, serta application score dalam proses akuisisi untuk menilai kelayakan calon debitur.

Ristiawan juga memastikan bahwa perusahaan menyesuaikan pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) secara berkala. 

“Pencadangan kami mengacu pada PSAK 71 dan diperbarui setiap bulan, disesuaikan dengan pertumbuhan aset pembiayaan dan kondisi makroekonomi,” ujar Ristiawan.

Baca Juga: CNAF Catat Kenaikan NPF Pasca Lebaran

Selanjutnya: Meski Net Sell Asing Mengecil, Investor Masih Hati-Hati dengan Risiko Global

Menarik Dibaca: Mustika Ratu dan BPOM Edukasi Kosmetik Aman Melalui Finalis Puteri Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×