Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Bank jumbo lainnya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga mengaku kredit macet perseroan bakal terkerek hingga 0,3% akibat penyebaran virus corona, sehingga pencadangan juga akan meningkat.
Adapun Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma dalam risetnya awal Februari lalu menjelaskan bank berlogo pita emas ini diprediksi bakal menambah pencadangan hingga Rp 25 triliun sepanjang 2020 guna implementasi PSAK 71. CAR berlogo pita emas ini juga berpotensi tergerus hingga 250 bps.
Baca Juga: Jelang rapat The Fed, analis prediksi IHSG bakal rebound di pekan depan
Meski demikian, Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan menyatakan hingga kini perseroan belum memodifikasi target-targetnya. Termasuk terkait imbas penyebaran virus corona, meskipun secara aktif langkah antisipasi telah dilakukan.
“Sampai saat ini kami belum mengubah target kami dimana biaya CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) sebesar 1,2%-1,4%, NPL sebesar 2,1%-2,3%, dan pertumbuhan kredit 8%-10%. Kami terus monitoring secara ketat, dan melakukan strees test terkait imbas virus corona,” katanya kepada KONTAN.
Di kelas bank menengah kecil, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) juga mengaku meski tak berdampak langsung, penyebaran virus corona bakal mempengaruhi kualitas kredit perseroan, terutama risiko kredit yang bakal meningkat.
Baca Juga: Di tengah pandemi corona, Erick Thohir: Layanan BUMN tetap berjalan seperti biasa