Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Juru Bicara Bank Woori Rully Nova bilang rasio kredit macet perseroan bisa meningkat hingga 20 bps menjadi di kisaran 1,8% dari rasio NPL sebesar 1,6% kini lantaran risiko kredit yang meningkat.
“Saat ini NPL kami ada di kisaran 1,6%, sampai akhir tahun akan ada di kisaran 1,8% karena risiko kredit akibat penyebaran corona meningkat. Terutama di sektor industri yang langsung terdampak seperti transportasi, dan akomodasi. Jika berkepanjangan, sektor perdagangan, manufaktur, pertambangan, dan pertanian juga akan terdampak,” jelasnya kepada KONTAN.
Baca Juga: Pasca caplok Bank Permata, Bangkok Bank pastikan tak ada aksi akuisisi lain
Adapun Direktur Risiko dan Kepatuhan Bank Woori I MAde Mudiastara mengaku bakal lebih konservatif menyalurkan kredit. Ini dilakukan guna menekan pencadangan dalam rangka implementasi PSAK 71 seiring meningkatnya risiko kredit.
“Kami akan lebih konservatif membentuk pencadangan sesuai PSAK 71 melihat kondisi ekonomi kini. Saat ini kami juga sudah melakukan pencadangan Rp 123 miliar, dengan total pencadangan yang telah terbentuk Rp 390 miliar,” ungkapnya kepada KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News