Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran fintech lending dalam menyalurkan pinjaman khususnya untuk UMKM dinilai memang cukup besar. Hanya saja, dalam penyalurannya, pinjaman untuk masyarakat di luar Jawa masih terbatas, ditambah dengan keadaan pandemi covid-19 yang belum berakhir.
Kalau melihat data OJK di bulan Mei, outstanding pinjaman yang disalurkan ke luar Jawa hanya sebesar Rp 4,12 triliun. Berarti, porsi yang diberikan hanya sebesar 18,96% dari total outstanding pinjaman yang sebesar Rp 21,74 triliun.
Angka tersebut tentu masih jauh dari harapan karena dalam rancangan regulasi baru OJK disebutkan porsi pendanaan di luar jawa bisa meningkat setidaknya menjadi 25% secara bertahap.
CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik bilang, pihaknya selama paruh pertama tahun ini masih berhati-hati untuk memberikan penyaluran dana di luar jawa mengingat kondisi pandemi covid-19 yang tidak menentu. Oleh karena itu, ia mengaku kalau penyaluran dana yang di luar Jawa masih stagnan.
“Modal Rakyat masih terus mengupayakan peningkatan penyaluran di luar Jawa. Saat ini, kami targetkan untuk pinjaman di luar jawa sebesar Rp 200 miliar,” ujar Hendoko kepada KONTAN.
Baca Juga: Berkurang lagi, ini 124 fintech P2P lending yang terdaftar dan kantongi izin OJK
Hendoko tidak menyebutkan berapa porsi pinjaman di luar Jawa yang dimiliki Modal Rakyat saat ini. Ia hanya bilang penyaluran Modal Rakyat di luar Jawa menjangkau agen-agen pulsa dalam ekosistem Payfazz untuk wilayah Sumatra.
Adapun pemain fintech lending lainnya, Akseleran memiliki porsi 13% dari total penyaluran untuk pinjaman di luar jawa pada paruh pertama tahun ini. Porsi tersebut setara dengan nilai sebesar Rp 100 miliar.
“Namun, untuk penyaluran pinjaman di luar Jawa ini mengalami pertumbuhan sebesar 186% dibandingkan pada semester pertama tahun 2020 yang mencapai sebesar Rp 35 miliar lebih,” ujar CEO Akseleran Ivan Tambunan.
Sementara itu, Akseleran tahun ini menargetkan bisa mencapai porsi hingga 25% dari total penyaluran. Ivan bilang bahwa pihaknya akan terus memperluas wilayahnya ke Kalimantan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara.
“Wilayah-wilayah tersebut memiliki banyak proyek di sektor yang menjadi fokus Akseleran, yakni energi, pertambangan, minyak dan gas,” tambah Ivan.
Sedikit berbeda dengan dua pemain sebelumnya, Amartha justru memiliki porsi yang lebih besar untuk penyaluran di luar jawa. Pada semester pertama 2021, penyaluran dana Amartha untuk wilayah di luar Jawa antara lain, Sumatra dan Sulawesi sebesar 60,27% atau senilai Rp 524 Miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang meningkat 196.62%.
Asal tahu saja, Amartha telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 870 Miliar kepada 203,165 Mitra Amartha di Jawa, Sumatra dan Sulawesi pada paruh pertama 2021. Secara tahunan pendanaan Amartha telah tumbuh mencapai 35%.
“Pada kuartal 3 nanti, Amartha akan menyalurkan permodalan usaha senilai Rp 880 miliar dan 70% nya akan disalurkan ke wilayah luar Jawa,” ujar CRSO Amartha Aria Widyanto.
Aria juga mengungkapkan, pandemi covid-19 ini tidak menghalangi Amartha untuk terus melakukan ekspansi ke luar Jawa. Rencananya, mereka justru akan melakukan penambahan 300 kantor layanan.
“Tapi ini akan menyesuaikan dengan situasi karena saat ini kami jadi lebih hati-hati dan sensitif dengan situasi yang sekarang,” pungkas Aria.
Selanjutnya: BSI dorong peran koperasi syariah dalam literasi keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News