CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Pendanaan Fintech Lending ke Luar Jawa Masih Minim, Ini Penyebabnya


Jumat, 30 Agustus 2024 / 20:30 WIB
Pendanaan Fintech Lending ke Luar Jawa Masih Minim, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penyaluran pendanaan fintech peer to peer (P2P) lending kepada borrower di luar Jawa masih rendah. Porsinya hanya mencapai 24,92% jika dibandingkan total penyaluran sebesar Rp 24,84 triliun pada Juni 2024.

Selama paruh pertama tahun ini penyaluran pendanaan di luar Jawa sebesar hanya mencapai Rp 6,19 triliun. Ini berbanding terbalik dengan penyaluran pendanaan di Pulau Jawa yang mencapai Rp 18,64 triliun.

Jika dibandingkan penyaluran bulan Mei, penyaluran pendanaan di luar Jawa juga tercatat menurun. Bulan lalu mencapai capaiannya sebesar Rp 6,25 triliun.

Pengamat Teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi berpendapat penurunan yang tipis itu menjadi hal yang biasa terjadi. Namun, dia beranggapan sebenarnya penyebab utama penurunan di luar Jawa tersebut karena faktor kebutuhan masyarakat.

"Mungkin di luar Jawa kondisi ekonomi sedang membaik sehingga tak banyak yang meminjam," ujarnya kepada Kontan.

Baca Juga: Penyaluran Pendanaan Fintech Akseleran ke Luar Jawa Masih Minim

Lebih lanjut, Heru mengatakan penyaluran yang masih mini ke luar Jawa juga bisa disebabkan infrastruktur digital di Indonesia yang belum merata. Dengan demikian, akses masyarakat luar Jawa terhadap fintech lending masih belum maksimal.

Selain itu, dia bilang faktor banyaknya penduduk di Pulau Jawa menjadikan fintech lending lebih fokus menyalurkan pendanaan di Pulau Jawa ketimbang Luar Jawa. 

"Penduduk kebanyakan ada di Jawa, khususnya Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Tentu memengaruhi fokus pendanaan," ungkapnya.

Heru tak memungkiri bahwa luar Jawa masih memiliki potensi yang besar untuk didanai. Akan tetapi, potensi tersebut juga tergantung dengan kebutuhan masyarakat dan infrastruktur di wilayah tersebut. Dia pun menyampaikan apabila fintech lending ingin meningkatkan penyaluran ke luar Jawa, tentu bisa lebih mendorong fokus penyaluran untuk segmen produktif bukan konsumtif.

Situasi demikian rupanya diamini oleh perusahaan fintech P2P lending PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran. Porsi penyaluran pendanaan ke luar Jawa masih minim. 

Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan mengatakan penyaluran ke luar jawa periode Januari 2024-Juli 2024 sekitar hampir Rp 160 miliar.

"Nilai itu mengambil porsi sekitar 9% dari total penyaluran perusahaan," ucapnya kepada Kontan, Jumat (30/8).

Ivan menerangkan sampai Juli 2024, total penyaluran Akseleran sekitar Rp 1,75 triliun. Dia mengatakan sebenarnya ada saja peluang untuk menyalurkan ke luar Jawa. Hanya saja Akseleran masih berfokus untuk mendapatkan borrower yang dipandang layak untuk didanai dan ternyata borrower tersebut kebanyakan masih berpusat di Pulau Jawa.

Baca Juga: Akseleran Jaga Rasio TWP90 di Bawah 1%, Ini Strateginya

"Kegiatan ekonomi masih berpusat di Pulau Jawa juga sehingga sebagian besar borrower memang adanya di Pulau Jawa. Namun, kalau ada yang di luar Jawa, tentu kami akan melayani juga selama memang layak untuk mendapat pinjaman," tuturnya.

Ivan menyampaikan pihaknya selalu terbuka untuk menyalurkan pendanaan ke luar Pulau Jawa. Dia bilang saat ini, Akseleran berfokus menyalurkan pendanaan di Kalimantan dan Sulawesi untuk di luar Jawa.

Untuk mendongkrak penyaluran ke luar Jawa, Ivan menyebut Akseleran akan berupaya memperluas network atau jejaring di luar Jawa. Salah satu yang telah berjalan saat ini, yaitu adanya tim sales di Balikpapan dan Makassar untuk luar Jawa.

Hal serupa juga terjadi di PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU). Chief Executive Officer UKU, Tony Jackson mengakui penyaluran pendanaan saat ini masih didominasi Pulau Jawa. Salah satu penyebab penyaluran pinjaman masih besar di Pulau Jawa karena perekonomian Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. 

Tony tak memungkiri wilayah-wilayah di Luar Jawa masih memiliki potensi penyaluran yang sangat besar. Ditambah terjadi perpindahan ibu kota ke IKN Nusantara sehingga akan ada konsentrasi perekonomian baru di wilayah-wilayah Luar Jawa. Dia bilang pihaknya juga akan terus berupaya untuk mewujudkan penyaluran pendanaan yang merata ke luar Pulau Jawa.

"Kami terus berusaha agar terdapat keseimbangan dan pemerataan dalam penyaluran antara Luar Jawa dan Pulau Jawa sebagai bentuk dari upaya untuk ikut mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia," ujarnya kepada Kontan.

Baca Juga: Per Juni 2024, Laba Industri Fintech Lending Mencapai Rp 337,15 Miliar

Sementara itu, fintech peer to peer (P2P) lending Maucash menyatakan akan terus berfokus menyalurkan pendanaan di Luar Jawa. Direktur Marketing Maucash, Indra Suryawan tak memungkiri penyaluran pendanaan Maucash memang mayoritas masih terpusat di kota-kota besar dan sektor industri yang maju, termasuk Pulau Jawa.

Untuk mendorong penyaluran ke luar Jawa, dia menyebut pihaknya seringkali mengedukasi masyarakat di luar Jawa untuk lebih menyadarkan soal pendanaan produktif.

Indra mengatakan sebenarnya sejak awal Maucash tidak membeda-bedakan baik yang di Jawa maupun di luar Jawa dalam menyalurkan pendanaan. Pihaknya akan terus mengembangkan produk terbaik perusahaan agar dapat diterima oleh semua masyarakat Indonesia, termasuk di Luar Jawa.

Dia tak memungkiri bahwa potensi di Luar Jawa masih sangat besar ke depannya. Adapun Maucash telah menyalurkan pendanaan sekitar Rp 5,6 triliun hingga Agustus 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×