kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Per Juni 2024, Laba Industri Fintech Lending Mencapai Rp 337,15 Miliar


Kamis, 22 Agustus 2024 / 00:22 WIB
Per Juni 2024, Laba Industri Fintech Lending Mencapai Rp 337,15 Miliar
ILUSTRASI. Fitur dana pendidikan dari fintech p2p lending Danacita. KONTAN/Muradi/2024/02/08


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba industri fintech peer to peer (P2P) lending kembali meningkat per Juni 2024, menjadi Rp 337,15 miliar dibandingkan Mei 2024 yang sebesar Rp 277,02 miliar. 

Direktur Marketing Maucash, Indra Suryawan menjelaskan, penyebab profitabilitas atau laba fintech landing membaik per Juni 2024, salah satu nya karena industri ini sudah mampu mengetahui produk apa yang tepat dan segmen mana yang diminati oleh para customer, sehingga bisa memaksimalkan laba yang didapat. 

"Karena kalau dibilang bahwa laba fintech-nya membaik, berarti laba lender-nya juga membaik dan customer sebagai borrower nya juga melakukan pembayaran yang baik. Kalau tidak, hal itu tidak mungkin terjadi secara industri," kata Indra kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8). 

Selain itu, Indra mengatakan bahwa laba perusahaan naik dari periode Juni tahun lalu. Per Juni 2024, laba perusahaan mencapai sekitar 30%-35%. Menurutnya kenaikan laba tersebut berkat penetrasi pasar yang dilakukan Maucash melalui ekspansi dan peningkatan pangsa pasar, serta penyesuaian produk dengan kebutuhan masyarakat. 

"Perkembangan laba di Maucash sampai saat ini masih berada pada jalur yang tepat dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan," kata Indra kepada KONTAN, Rabu (21/8). 

Baca Juga: Kinerja Membaik, BantuSaku Targetkan Laba Naik hingga 30%

Indra menuturkan, agar dapat mencapai target laba di akhir tahun, pihaknya harus tetap fokus terhadap rencana yang sudah dimiliki dan melakukan eksekusi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan strategi yang sudah disiapkan. Namun, pihaknya belum bisa membocorkan target laba Maucash di akhir tahun tersebut. 

Selanjutnya, dia mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah perusahaan lakukan di pasar agar bisa menemukan strategi-strategi maupun produk-produk baru yang bisa memberikan manfaat atau potensial revenue yang lebih besar lagi ke depannya.

"Jadi kami menargetkan untuk bisa growth jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Adapun sejak berdiri, Maucash telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 5 triliun," imbuhnya. 

Selaras dengan hal ini, Group CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, Akseleran terus mendapatkan laba setiap bulannya sejak Januari - Juli tahun ini. Targetnya perolehan laba tahun ini bisa mencapai kisaran Rp 18 - Rp 20 miliar.

Walaupun belum bisa membeberkan capainnya sekarang, Ivan optimistis bakal meraih target tersebut.

"Tapi untuk laba hingga per Juli 2024 ini masih undisclosed. Target laba di akhir tahun sekitar Rp 18 - Rp 20 miliar," kata Ivan kepada KONTAN, Rabu (21/8).

Baca Juga: Kondisi Ekonomi Masyarakat Tertekan, Begini Cara Maucash Menekan Kredit Macet

Menurutnya agar bisa mencapai target laba di akhir tahun, saat ini Akseleran melakukan sejumlah strategi. Salah satunya yaitu dengan melakukan penurunan Operational Expenditure (OPEX) atau biaya operasional hampir 40% dibandingkan tahun lalu dan menggejot pertambahan pendapatan. 

Ivan menyebutkan per Juli 2024, penyaluran pinjaman Akseleran mengalami kenaikan 5% menjadi Rp 1,72 triliun. Ditargetkan tahun ini penyaluran pinjaman bisa di angka sekitar Rp 3,4 triliun. Target ini naik 20% dibandingkan dari tahun lalu yaitu senilai Rp 2,85 triliun.

Sementara pinjaman melaju, ia mengungkapkan bahwa Akseleran tetap menjaga kualitas pinjaman. Hal ini tercermin dari rasio TWP90 yang masih terjaga di level 0,21%.

"Kami berharap Bank Indonesia (BI) rate tidak naik lagi sehingga demand financing bisa lebih kuat dan kami bisa memiliki lebih banyak dealflow," tuturnya.

Adapun sektor yang akan menjadi fokus selama semester II-2024 adalah sektor komoditas energi, infrastruktur atau konstruksi, namun sektor lainnya akan tetap didorong.

Laba pada Mei turun

Ketua Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Entjik S. Djafar menjelaskan, penurunan laba industri fintech lending  per Mai 2024 yaitu disebabkan oleh pasca lebaran Idul Fitri di bulan April, di mana terdapat beberapa borrower yang menunggak sehingga membuat laba menjadi turun.

"Namun, seperti biasanya efek ini akan normal kembali dalam dua bulan setelah lebaran, sehingga pada saat bulan Juni, ekonomi terutama pada pasar UMKM dan Ultra Mikro mulai bergairah kembali, dan laba pada industri fintech lending menjadi naik lagi," kata dia kepada KONTAN, Rabu (21/8). 

Entjik berharap sampai akhir tahun ini, ekonomi nasional maupun global tidak terjadi gejolak yang signifikan, dengan begitu diprediksi laba akan terus meningkat. 

"Saya proyeksikan sampe akhir tahun laba di industri fintech landing akan naik di kisaran 5% - 7 %," imbuhnya. 

Sebagai informasi, industri fintech P2P lending tercatat merugi pada Januari 2024 sebesar Rp 135,57 miliar dan pada Februari 2024 sebesar Rp 97,53 miliar. 

Kerugian industri fintech lending terus menurun hingga pada Maret 2024 yang hanya merugi senilai Rp 27,30 miliar. Akhirnya, bisa membalikkan keadaan per April 2024, kemudian lanjut membaik hingga Juni.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×