Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati perusahaan multifinance mulai bangkit dari tekanan pandemi, likuiditas keuangan perusahaan multifinance tampaknya masih terbatas. Hal tersebut ditunjukkan oleh gearing ratio (GR) industri multifinance yang masih dalam tren turun.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Februari 2021, gearing ratio industri menyentuh angka 1,94 kali, turun dari periode Februari 2022 yakni 2,04 kali. Angka tersebut juga turun dari akhir tahun yang ada di angka 1,98 kali.
Sejatinya, sesuai dengan POJK Nomor 35 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perusahaan Pembiayaan, perusahaan bisa memaksimalkan batasan gearing ratio yang paling tinggi 10 kali.
Gearing ratio ini mengukur seberapa besar multifinance bergantung pada utang melalui perbandingan dengan modal sendiri.
Baca Juga: Mandiri Tunas Finance Gelar Acara Donor Darah serta Rangkaian Acara CSR Ramadhan
Sebagai gambaran, perusahaan bermodal Rp 100 miliar dapat memperoleh pinjaman atau utang sebagai sumber pendanaan untuk menyalurkan pembiayaan maksimal sebesar 10 kali dari modal yaitu Rp 1 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebut, saat ini tidak semua perusahaan multifinance bisa dengan mudah mendapatkan pendanaan dari perbankan. Meskipun, saat ini bank sudah mulai berani bertahap memberi pendanaan.
Lebih lanjut, Suwandi menyebut perbankan saat ini lebih banyak fokus memberi pendanaan pada perusahaan-perusahaan multifinance yang terbilang besar dengan latar belakang dimiliki oleh perbankan ataupun korporasi besar.
“Perusahaan pembiayaan lokal sulit banget untuk mendapatkan pendanaan,” ujar Suwandi.
Oleh karenanya, Suwandi menyebut tidak meratanya pendanaan yang disalurkan oleh bank ke multifinance mempengaruhi gearing ratio secara industri yang masih terus mengalami penurunan.
Gearing ratio yang masih kecil juga dialami oleh Clipan Finance, dimana per Februari angkanya baru mencapai 0,4 kali. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo pun menyampaikan bahwa dikarenakan bisnis yang juga turun dalam dua tahun terakhir.
“Penyebab karena dua tahun terakhir pembiayaan baru Clipan turun sehingag tidak perlu pinjaman-pinjaman baru,” ujarnya.
Meskipun demikian, Harjanto bilang bahwa gearing ratio clipan finance bakal naik untuk tahun ini hingga tahun depan. Sebab, perusahaan menargetkan pembiayaan baru tahun ini mencapai Rp 6 triliun dan di 2023 mencapai Rp 8,5 triliun.
Baca Juga: Kredivo Luncurkan Infinite Card, Perluas Akses Kredit ke Merchant Online
Sebaliknya, CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) justru telah mengalami peningkatan gearing ratio. Hingga kuartal I-2022, gearing ratio CNAF menyentuh angka 2,43 kali, naik dari periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 0,7 kali.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman pun menyampaikan bahwa hal tersebut membuktikan bahwa industri perbankan semakin percaya menggelontorkan dananya untuk CNAF di tahun ini.
Hal tersebut sejalan dengan target ambisius dari CNAF yang ingin meningkatkan realisasi kredit hingga 30% di tahun ini atau sekitar Rp 8 triliun. Adapun, hingga kuartal pertama, realisasi kredit yang disalurkan perusahaan telah mencapai Rp 2,36 triliun.
“Tapi ini masih tetap jauh dari batas maksimal yang ditentukan oleh regulate di angka 10 kali,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News