kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,60   -24,13   -2.60%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Non Bunga Bank Besar Tumbuh Solid, Ini Penopangnya


Selasa, 25 Oktober 2022 / 14:22 WIB
Pendapatan Non Bunga Bank Besar Tumbuh Solid, Ini Penopangnya
Suasana di My BCA, layanan digital Bank Central Asia (BCA) di Mal Kasabalnka, Jakarta. Pendapatan Non Bunga Bank Besar Tumbuh Solid, Ini Penopangnya


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah bank masih terus melanjutkan pertumbuhan pendapatan non bunga hingga kuartal III 2022. Pertumbuhan ini pula yang menjadi salah satu penopang kinerja apik mereka sepanjang sembilan pertama tahun ini. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, membukukan  pendapatan non bunga sebesar Rp 16,66 triliun sepanjang Januari - September 2022. Itu tumbuh 7,8% secara tahunan (year on year/yoy). 

Dengan dukungan pendapatan non bunga serta pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interset income/NII), BCA berhasil mencetak laba bersih tumbuh 24,8% secara tahunan menjadi Rp 29 triliun. 

Pertumbuhan pendapatan non bunga ini ditopang fee based income (FBI) atau pendapatan berbasis biaya dan komisi yang melonjak 15,2% menjadi Rp 12,31 triliun. Sedangkan pendapatan trading melorot 56,6% jadi Rp 751 miliar. Pendapatan non bunga lain-lain naik 18,6% jadi Rp 3,59 triliun.

Baca Juga: Selain dari Pendapatan Bunga, Bank Raup Laba Jumbo dari Pencairan Pencadangan

Transaksi digital salah satu penyumbang pertumbuhan FBI BCA. Per September 2022, bank ini mencatatkan frekuensi transaksi mobile banking 3,93 miliar atau tumbuh 49% dengan volume mencapai Rp 3.966 triliun atau meningkat 39,1%.

Transaksi Internet Banking BCA juga meningkat 13% menjadi 1,23 miliar transaksi dengan volume mencapai Rp 12.902 triliun atau tumbuh 19,1%.

Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur BCA mengatakan, pendapatan non bunga BCA akan semakin meningkat ke depan. Ia bilang, tren kenaikan suku bunga akan membawa dampak positif ke pendapatan non bunga. 

"Kami banyak menempatkan dana di surat berharga negara. Biasanya kalau suku bunga naik yield surat berharga naik, sehingga ini akan positif ke pendapatan non bunga BCA," kata Jahja baru-baru ini.

Baca Juga: Biaya Overhead Perbankan Meningkat, Salah Satunya Terdorong Kenaikan Beban Pegawai

Sementara untuk mendorong transaksi digital, BCA akan terus melakukan pengembangan myBCA menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi di masa depan. Jahja bilang, pihaknya sudah menambahkan layanan wealth management melalui fitur WELMA untuk transaksi produk investasi reksadana dan obligasi pasar sekunder. 

Selain itu, fitur baru bernama “Bayar dan Isi Ulang” diperkenalkan pada aplikasi myBCA. Fitur ini diharapkan dapat memudahkan nasabah untuk membayar berbagai macam tagihan kebutuhan sehari-hari, seperti paket data, BPJS Kesehatan, pinjaman, asuransi, internet, hingga tagihan air. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan pertumbuhan. Pendapatan non bunga bank ini tumbuh 7,8% Secara tahunan menjadi  Rp 10,21 triliun per September 2022.

Capaian itu melampaui pertumbuhan NII yang tercatat hanya tumbuh 5,2% menjadi Rp 30,2 triliun. Dengan dukungan pendapatan non bunga ini, BNI berhasil mencetak laba bersih Rp 13,7 triliun hingga kuartal III atau melesat 76,8% secara tahunan.

"Pertumbuhan pendapatan non bunga tersebut terutama didorong dari transaksi digital dan bisnis sindikasi," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Senin (24/10).

Berdasarkan materi paparan kinerja BNI kuartal III 2022, perseroan tercatat membukukan pendapatan dari bisnis sindikasi sebesar Rp 611 miliar atau melesat 91,5% secara tahunan.

Baca Juga: Bank Besar Masih Menjuarai Penyaluran Kredit Konsumer pada Tengah Tahun 2022

Lalu pendapatan dari PPOP dan pembayaran tagihan tumbuh 17,9% secara tahunan jadi Rp 251 miliar, pendapatan FX trading dan derivatif naik 18,3% menjadi Rp 1,31 triliun dan pendapatan dari pensiun fund naik 9% menjadi Rp 164 miliar. 

Selain itu, pendapatan dari maintinance kartu debit tercatat naik 5,8% menjadi Rp 401 miliar, dari bisnis remitansi naik 4,1% menjadi Rp 169 miliar,  pendapatan maintinance rekening naik 1,3% menjadi Rp 1,56 triliun. 

Sedangkan pendapatan dari transaksi dari ATM dan e-channel malah tercatat turun 0,9% menjadi Rp 1,125 triliun, dari trade finance turun 17,6% jadi Rp 888 miliar dan pendapatan marketable securities turun 18,1% jadi Rp 1,31 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×