Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan peningkatan pada pendapatan recovery secara tahunan. Nilai pendapatan recovery BTN dari aset-aset yang sudah di write off senilai Rp 471 miliar atau naik sekitar 6,3% yoy pada kuartal III-2025.
Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo menerangkan, faktor pendorong peningkatan pendapatan recovery ini ditopang oleh penguatan tim penjualan aset (asset sales) di seluruh wilayah, pemanfaatan data analytics, serta perluasan kemitraan dengan berbagai pihak.
“Secara ringkas, kenaikan pendapatan recovery BTN di kuartal III didorong oleh tiga hal: penguatan tim asset sales di seluruh wilayah, penerapan data analytics untuk recovery, dan kemitraan multi-partner sebagai agen penjual maupun investor,” ujar Setiyo kepada kontan.co.id, Rabu (29/10/2025).
Baca Juga: Pacu CASA, BTN Luncurkan Tabungan BTN-HKBP
BTN disebut memperkuat fungsi regional asset sales agar proses kurasi aset, penetapan strategi harga, serta eksekusi penjualan—baik ritel maupun bulk—berjalan lebih cepat dan seragam.
Selain itu, BTN juga mengimplementasikan data analytics untuk memetakan propensity to pay/sell, menentukan prioritas aset dengan NPV tertinggi, serta menemukan harga yang lebih presisi (price discovery).
“Kami juga memperluas kemitraan dengan balai lelang, agen properti nasional maupun daerah, serta investor sekunder. Dengan begitu, jangkauan pembeli semakin luas dan waktu konversi aset menjadi kas (time to cash) bisa lebih singkat,” jelasnya.
Lebijh lanjut Setiyo menegaskan, bahwa realisasi hapus tagih (charge-off) tidak secara langsung menjadi pendapatan. Namun langkah tersebut menata neraca dan mempercepat eksekusi pemulihan melalui penjualan agunan atau penagihan.
“Setiap realisasi kas pasca hapus tagih akan dicatat sebagai pendapatan recovery sesuai ketentuan akuntansi yang berlaku. Jadi efeknya tidak langsung, tetapi membantu percepatan recovery,” kata Setiyo.
Baca Juga: Mayoritas Bank Pelat Merah Catat Penurunan Pendapatan Recovery pada Kuartal III-2025
Setiyo menyebut, pendapatan recovery memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan non-bunga BTN. Selain itu, aktivitas ini juga memperbaiki kualitas aset, menekan rasio kredit bermasalah (NPL/LAR), dan menurunkan cost of credit atau CKPN.
“Secara keseluruhan, recovery berdampak positif terhadap profitabilitas dan memberi ruang bagi ekspansi pembiayaan yang lebih sehat dan prudent,” jelasnya.
Pihaknya pun berkomitmen menjaga momentum positif hingga akhir 2025. Perseroan akan mereplikasi playbook asset sales di seluruh wilayah, memperdalam analisis data untuk prioritas pipeline kuartal IV, serta memperluas jaringan mitra lelang, agen, dan investor.
“Kami tetap disiplin terhadap governance dan compliance, menjaga kualitas penjualan berbasis appraisal independen, serta mempercepat turnaround time. Kami optimistis tren positif recovery berlanjut hingga akhir tahun,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













