kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pengamat: Kenaikan BI rate memang diperlukan


Minggu, 19 Januari 2014 / 14:36 WIB
Pengamat: Kenaikan BI rate memang diperlukan
ILUSTRASI. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menerbitkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan atau green bond.


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengamat perbankan, Budi Mulyono, mengatakan apabila survei Bank Indonesia (BI) yang memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini lebih lambat dibanding tahun lalu tercapai, hal ini menunjukkan keberhasilan kebijakan BI selama ini.

Menurutnya, kebijakan BI dengan mendorong suku bunga acuan (BI Rate) beberapa kali sampai naik 7,5% memang amat diperlukan mengingat pertumbuhan sektor riil juga melambat sejak tahun lalu.

"Terlebih untuk sektor tertentu seperti properti, resiko kredit macet alias NPL semakin besar mengingat harga properti makin tinggi tak terkendali," kata Budi saat dihubungi KONTAN, Minggu, (19/1).

Budi menjelaskan, depresiasi rupiah terhadap dollar AS juga membuat sejumlah perusahaan berbasis impor terpukul. Sebab, biaya impor membengkak akibat nilai rupiah merosot tajam. Begitu juga perusahaan berbasis ekspor sumber daya alam.

"Kalau dalam situasi seperti ini bank tetap kencang menyalurkan kredit, risiko tingginya kredit macet pasti akan terjadi. Sehingga penyaluran memang perlu diperlambat dengan menaikkan bunga," ujar pria yang juga Ekonom Bank of Tokyo Mitshubisi UFJ tersebut.

Budi yakin perlambatan kredit ini tak akan merugikan industri perbankan meskipun laba yang diperoleh dari bunga kredit mungkin akan terpengaruh. Bagaimanapun, serangkaian kebijakan BI melalui kenaikan BI Rate dan aturan Loan To Value (LTV) untuk kredit properti akan lebih menyehatkan kualitas penyaluran kredit.

Sebagaimana diketahui, BI memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini hanya mencapai 19,1%. Melambat dibandingkan tahun lalu dimana perkiraan pertumbuhan kredit mencapai 20,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×