kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   45,00   0,27%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

Pengamat Perkirakan Laba Fintech Lending Tahun Ini Dapat Melampaui Pencapaian 2024


Kamis, 25 September 2025 / 21:04 WIB
Pengamat Perkirakan Laba Fintech Lending Tahun Ini Dapat Melampaui Pencapaian 2024
ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat laba industri fintech lending atau pinjaman daring (pindar) terus mengalami peningkatan sejak awal tahun ini hingga mencapai Rp 1,34 triliun per Juli 2025. Artinya, pencapaian laba per Juli 2025 sudah mendekati pencapaian sepanjang 2024 yang tercatat mencapai Rp 1,65 triliun.

Mengenai hal itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperkirakan pencapaian laba pada 2025 dapat melampaui perolehan sepanjang 2024.

"Ketika masih ada permintaan dan ada yang berinvestasi, laba saya rasa akan tetap positif tumbuhnya. Bahkan, akan melebih laba tahun lalu," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga: Laba Fintech Lending Melonjak Jadi Rp 1,34 Triliun per Juli 2025, Ini Kata Pengamat

Meskipun demikian, Nailul tak memungkiri bahwa terdapat beberapa tantangan yang dapat memengaruhi perolehan laba industri hingga akhir 2025, seperti isu Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengenai dugaan kesepakatan bunga pinjaman dan fenomena gagal bayar. 

Menurut Nailul, isu KPPU mengenai dugaan kesepakatan bunga tak akan berpengaruh besar. Dia bilang yang paling berpengaruh adalah fenomena gagal bayar. Sebab, hal itu bisa langsung memengaruhi minat lender, khususnya individu, untuk menyalurkan dana lewat fintech lending. 

Alhasil, mau tak mau fintech lending harus berfokus pada lender perbankan dan asing agar tetap bisa menyalurkan pembiayaan kepada para borrower. Dengan demikian, keuntungan dari pembiayaan masih bisa diperoleh.

Baca Juga: Outstanding Pembiayaan Fintech Lending ke Luar Jawa Rp 25,42 Triliun per Juli 2025

"Isu gagal bayar bisa berpengaruh kepada lender. Saya rasa lender individu bisa menahan untuk menyalurkan dana via pinjaman daring, tetapi lender perbankan dan asing masih akan menjadi tumpuan," kata Nailul.

Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman menyebut meningkatnya kinerja laba fintech lending pada tahun ini menunjukkan masih tingginya demand atau permintaan masyarakat, seiring dengan peningkatan transaksi digital. 

Lebih lanjut, di tengah ketidakpastian dan tantangan ekonomi global, OJK mencermati adanya potensi risiko terkait kualitas kredit atau gagal bayar yang dapat berdampak pada laba industri. 

Baca Juga: Sejumlah Tantangan Ini Dapat Menekan Perolehan Laba Industri Fintech Lending

Selanjutnya: Kinerja Melemah di Semester I 2025, Begini Strategi Garuda Indonesia (GIAA) Ke Depan

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Jumat 26 September 2025, Banyak Tantangan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×