Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Manajemen baru Bank Century Tbk. masih kerja ekstra keras untuk mengamankan likuiditas. Supaya likuiditas bank tersebut tak kembali menyusut, manajemen pun membujuk para nasabah agar tidak mencairkan dana dari bank. "Nasabah yang tak punya kebutuhan dana mendesak, lebih baik memperpanjang deposito," kata Direktur Utama Bank Century Maryono, Ahad (30/11).
Maryono berupaya menenangkan nasabah Bank Century dengan menyatakan bahwa kepemilikan bank tersebut sudah beralih ke tangan pemerintah. "Kalau nasabah terus mengambil dananya, tentu kami terus kerepotan," kata Maryono.
Pengelola bank menyatakan, likuiditas Bank Century sudah kembali normal begitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengambil alih kendali pekan lalu. "Berkat kesabaran nasabah dan jaminan LPS, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank bisa kembali tumbuh," ujar Maryono.
LPS sudah berkomitmen membantu likuiditas dan modal Bank Century. Untuk mengangkat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 10%, LPS berkomitmen mengucurkan dana hingga Rp 2 triliun. Saat ini, CAR Bank Century sudah mencapai batas minimum yang diminta Bank Indonesia (BI), yaitu 8%. Dengan suntikan dana LPS, Bank Century juga sudah berhasil menyetor Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai yang permintaan BI, yaitu 5% dari dana masyarakat.
Karena likuiditas di Bank Century masih ketat, manajemen belum berani mengucurkan kredit baru. "Likuiditas masih jadi prioritas," kata Maryono.
BI yang menjadi pengawas bank, tak banyak berkomentar tentang Bank Century. "Kami akan mendukung apapun yang dilakukan LPS," kata Gubernur BI Boediono, pekan lalu.
Gubernur hanya mengatakan, BI siap membantu penyidikan yang dilakukan kepolisian. Mabes Polri saat ini telah menetapkan Robert Tantular, pemegang saham Bank Century sebagai tersangka pelanggar Undang-Undang Perbankan..
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News