kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengguna Kredivo tumbuh 3 kali lipat di tahun 2020


Rabu, 20 Januari 2021 / 12:34 WIB
Pengguna Kredivo tumbuh 3 kali lipat di tahun 2020
ILUSTRASI. Kredivo konsisten hadirkan bunga terendah & jangkauan terluas di industri keuangan digital Indonesia.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena Paylater di Indonesia kian menjadi diminati masyarakat. Berdasarkan studi dari Coherent Market Insights, pasar Paylater global diperkirakan akan tumbuh dari US$ 5 juta pada 2019, menjadi US$ 33,6 juta pada 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) lebih dari 21,2%.

Potensinya di Indonesia pun makin dilirik oleh investor seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Juga inovasi teknologi industri ini, termasuk sistem skor kredit secara cepat dan kemampuan manajemen risiko yang terjamin. 

Salah satu pemain Paylater, Kredivo bilang penetrasi kartu kredit yang masih rendah. Popularitas Paylater di Indonesia juga didorong oleh tren e-commerce dan transaksi digital yang terus bertumbuh secara eksponensial. 

Baca Juga: Transaksi uang elektronik LinkAja meningkat empat kali lipat sepanjang 2020

CEO Kredivo Umang Rustagi menjelaskan, Kredivo percaya bahwa Paylater akan terus tumbuh seiring tingginya adopsi digital  di tengah rendahnya penetrasi kartu kredit.

“Sejak awal, semangat kami  menghadirkan layanan Paylater ini adalah untuk  menjawab kesenjangan akses kredit bagi masyarakat,  kami terus berupaya memberikan bunga terendah dan memperluas jangkauan layanan kami, baik dari sisi merchant maupun jangkauan area. Melalui fokus tersebut, Kredivo juga berhasil meningkatkan basis pengguna hingga 3 kali lipat di tahun 2020,” ujar Umang dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (20/1).

Umang menambahkan penerapan maupun faktor pendorong adopsi konsep buy now pay later untuk berbelanja di negara seperti Indonesia cukup berbeda dengan yang ada di negara-negara maju. Di sana Paylater menjadi pilihan walaupun mereka memiliki kartu kredit. 

Akan tetapi populernya e-commerce dan transaksi digital, serta rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia menyebabkan Paylater justru menjadi pintu masyarakat ke akses kredit yang terjamin.

“Hal ini terlihat lewat riset internal yang menunjukkan bahwa 60% pengguna kami mendapatkan kredit pertamanya lewat Kredivo," kata dia.

Meskipun memiliki peluang komersial tinggi, industri keuangan digital di Indonesia terus dibayangi oleh literasi dan inklusi keuangan yang masih cukup rendah, terutama di kalangan underbanked. Sehingga, hadirnya Paylater dipercaya dapat turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan menghadirkan berbagai inovasi produk-produk keuangan di Indonesia secara mudah, cepat, dan terjangkau.

Baca Juga: Kopral menjaring laba dari layanan fasilitas kenyamanan anggota koperasi

“Sebagai pelaku industri, kami terus menerapkan prinsip responsible lending bagi konsumen, yaitu memberikan kredit sesuai kebutuhan konsumen tersebut. Edukasi juga terus kami lakukan, salah satunya melalui inisiatif Generasi Djempolan, agar konsumen juga bisa menerapkan konsep smart spending. Kombinasi pengembangan bisnis dan edukasi konsumen ini diharapkan mampu memperkuat visi perusahaan untuk melayani 10 juta pelanggan pada 2025 melalui solusi pembiayaan yang cepat, terjangkau dan mudah diakses,” tutup Umang.

Selanjutnya: Fintech gencar menyalurkan pinjaman melalui e-commerce

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×