kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan Bisnis BTPN Syariah, Melalui Aplikasi dan Mendirikan Modal Ventura


Minggu, 03 April 2022 / 22:33 WIB
Penguatan Bisnis BTPN Syariah, Melalui Aplikasi dan Mendirikan Modal Ventura
ILUSTRASI. BTPN Syariah.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Digitalisasi sudah menjadi hal mutlak dalam perjalanan bisnis saat ini. Tak mau kalah dengan bank konvensional, bank syariah juga menyiapkan digitalisasi. 

Salah satunya Bank BTPN Syariah. Emiten berkode saham BTPS ini akan melakukan penguatan layanan digital  pada tahun ini. Salah satu strategi, meluncurkan aplikasi dan mendirikan perusahaan modal ventura.

Direktur Keuangan BTPN Syariah, Fachmy Achmad menjelaskan, tahun lalu merupakan periode penguatan pondasi digital BTPS. Implementasi layanan digital BTPS tidak bisa mengikuti perkembangan tren. Ini sebabnya BTPS tidak menerapkan digitalisasi kepada nasabah secepat bank lain.

BTPS memiliki fokus bisnis menyalurkan pembiayaan ultra mikro.  Menyasar debitur yang berada di wilayah tier 3 dan tier 4. Tapi, tidak semua debitur tersebut memiliki akses telekomunikasi maksimal demi mendapatkan layanan digital. Oleh karena itu tingkat literasi digital nasabah menjadi perhatian perusahaan untuk mengembangkan layanan.

Masih dalam pengembangan bisnis, BTPN Syariah juga terus mempersiapkan pendirian modal ventrua. Tapi berbeda denga pola bisnis modal ventura lain. "Kemitraan  lebih dalam. Ada penyertaan modal ke partner, jadi kami memiliki kendali,” kata Fahmy, belum lama ini. BTPS  tengah menunggu izin pendirian modal ventura dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dari sisi kinerja, hingga 31 Desember 2021, pembiayaan ultramikro yang menjadi fokus BTPS  tumbuh 10% menjadi sebesar Rp 10,44 triliun, dibanding periode yang sama sebelumnya Rp 9,52 triliun.

Pertumbuhan ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga. Non performing financing (NPF) tercatati 2,37%. BTPS  juga masih memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di posisi 58 %, jauh di atas rata-rata industri.

Total aset tumbuh 13%  yoy menjadi Rp 18,54 triliun dari Rp 16,44 triliun.  Dana pihak ketiga tumbuh 12 % yoy menjadi Rp 10,97 T dari Rp 9,78 triliun. 

Sementara  laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 1,47 T. Pencapaian itu tumbuh 71,35% dibandingkan  laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 855 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×