Reporter: Mona Tobing | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Industri dana pensiun (dapen) didorong untuk memiliki manajemen risiko. Hal ini berkaca pada pertumbuhan dapen baik yang dikelola perusahaan pemberi kerja ataupun lembaga keuangan yang setiap tahunnya mencapai 15%-20%. Dengan memilki manajemen risiko, investasi peserta dapen lebih terlindungi.
Vanessa Wang, Regional Head Pension Fund Services, Citi Asia Pasific, mengatakan, managemen risiko yang bijak dari pelaku industri dapen akan memberikan perlindungan terhadap gejolak pasar. "Manfaat lain, peningkatan kinerja investasi perusahaan secara signifikan dalam jangka panjang. Terutama saat keadaan pasar fluktuatif," kata Vanessa, dalam acara Citi Indonesia Pension Fund Seminar 2012, Kamis (11/10) .
Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) saat ini mencatat tingkat pertumbuhan dapen setiap tahunnya mencapai 15%. Selain itu, total aset Dapen di Indonesiaa saat ini telah mencapai Rp 150 triliun. Sektor dana pensiun yang paling cepat berkembang adalah DPLK yang tumbuh hingga 20% setiap tahunnya.
Lebih lanjut, Vanessa mengatakan penerapan managemen risiko yang bijak juga harus memperhatikan diversifikasi aset investasi. "Industri dapen harus mampu memberikan perlindungan investasi terhadap penurunan pasar. Kemudian, transparansi dalam proses investasi. Serta mampu meningkatkan analisa kerja investasi," tutur Vanessa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













