kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang kecil penurunan bunga kredit


Selasa, 12 Januari 2016 / 12:36 WIB
Peluang kecil penurunan bunga kredit


Reporter: Christine Novita Nababan, Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Peluang bank menurunkan bunga kredit tahun ini tetap ada meski kecil. Sebab, likuiditas kemungkinan akan sedikit mengetat pada tahun ini.

Sebetulnya, tren penurunan bunga sudah terlihat menjelang tutup tahun 2015 lalu. Meski mini,  bank telah memangkas suku bunga simpanan dan bunga kredit. Ini lantaran likuiditas mengendur akibat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang cukup besar, tak diimbangi dengan pertumbuhan masif kredit.

Data yang dihimpun Bank Indonesia (BI) menunjukkan, hingga November 2015, bunga kredit memang menurun mengekor bunga simpanan yang juga turun. Suku bunga kredit per November 2015 turun tipis 0,01% menjadi 12,89% dibandingkan Oktober 2015 yang sebesar 12,90%.

Sedangkan, suku bunga simpanan tercatat turun berkisar antara 0,01%–0,09%. Semisal, suku bunga simpanan berjangka 3 bulan turun 0,09% menjadi 7,90% per November 2015 dari Oktober 2015 yang mencapai 7,99%.

Bunga kredit melandai lantaran permintaan kredit seret. Hingga November 2015 tercatat kredit hanya naik 9,5% dari setahun sebelumnya.

Dalam proyeksi Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), potensi penurunan suku bunga acuan BI rate tahun ini tetap ada, meski potensinya sangat terbatas karena nilai tukar rupiah yang belum stabil. Bila BI rate turun  tentu memberi celah pula penurunan bunga kredit.

Para bankir sendiri masih mencermati situasi pasar. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) mengatakan, BCA masih akan mempertahankan suku bunga seperti saat ini. Alasannya karena bunga kredit BCA sudah lebih rendah dari bank lain. “Namun setelah akhir Februari 2015 nanti, mungkin akan menyesuaikan situasi,” ujar Jahja kepada KONTAN, Senin (11/1).

Sementara, Bank Bukopin (BBKP) sudah menurunkan bunga kredit akibat penurunan biaya dana yang juga turun. “Kami sudah menurunkan bunga simpanan 50 bps,” kata Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin.

Sekretaris Perusahaan Bank Negara Indonesia (BNI) Suhardi Petrus bilang, peluang BNI menurunkan bunga kredit memang ada utamanya kredit komersial. Saat ini, suku bunga kredit komersial BNI berkisar 13%–14%.

Namun, bank berkode saham BBNI itu juga masih akan menunggu kondisi ekonomi makro secara umum. “Suku bunga kredit konsumer kami salah satu yang terendah yaitu 8,45%,” sebut Suhardi.

Likuiditas

Bank OCBC NISP justru akan mengerek suku bunga kredit dalam waktu dekat. Bunga kredit yang berpotensi naik antara lain di segmen kredit pemilikan rumah (KPR) dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC NISP bilang, kenaikan tergantung sektor industri. "Harapan kami bunga kredit naik, antara lain karena biaya dana dan risiko kredit naik," kata Parwati.

Dari situsnya, saat ini OCBC NISP menawarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) sebesar 11,50% untuk kredit korporasi, kredit ritel 12,25%, dan KPR maupun konsumsi non KPR sebesar 12,75%.

Doddy Ariefianto, Plt Direktur Grup Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS memprediksi, peluang penurunan bunga kredit tahun ini kecil. Sebab, permintaan kredit pada tahun ini kemungkinan akan lebih tinggi. Sementara, likuiditas bank diprediksi tumbuh stagnan akibat perebutan dana.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×