Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance terus menunjukkan perlambatan sejak awal tahun ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terbaru per Juli 2025, piutang pembiayaan multifinance hanya tumbuh 1,79% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dengan nilai sebesar Rp 502,95 triliun.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) menilai perlambatan pertumbuhan industri multifinance disebabkan beberapa faktor yang saling berkaitan.
Chief Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan salah satu faktornya, yakni penjualan kendaraan bermotor yang menjadi pendorong utama pembiayaan masih menurun.
Baca Juga: Adira Finance Kuat Hadapi Demo, NPF Rendah 2,3%!
"Di saat yang sama, ketidakpastian ekonomi global dan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih menambah tantangan bagi permintaan pembiayaan baru," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (9/9/2025).
Gani menyebut beberapa kondisi itu mendorong perusahaan multifinance untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Hal itu dilakukan demi menjaga kualitas aset dan mengendalikan risiko kredit agar tak meningkat.
Seiring pasar otomotif yang masih lesu, Gani menyampaikan perusahaan akan mencoba untuk mengambil peluang di segmen non-otomotif ke depannya, khususnya segmen multiguna.
"Segmen multiguna memiliki peluang pertumbuhan signifikan karena mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Baca Juga: Adira Finance Bidik Pembiayaan Mobil Listrik Tumbuh 30% di Sisa Tahun 2025
Gani berharap segmen multiguna dapat menjadi salah satu katalis pendorong kinerja pembiayaan hingga akhir 2025 di tengah kondisi pasar otomotif yang relatif melambat. Adapun piutang pembiayaan Adira Finance tercatat sebesar Rp 54 triliun hingga Juni 2025.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan faktor utama perlambatan piutang pembiayaan industri multifinance dipicu kondisi perekonomian.
"Pertumbuhan yang terbatas tersebut, antara lain karena berbagai tantangan dan dinamika perekonomian yang mempengaruhi kinerja perusahaan pembiayaan," ujarnya dalam lembar jawaban RDK OJK, Minggu (7/9/2025).
Meski terjadi perlambatan karena faktor ketidakpastian perekonomian, Agusman memperkirakan industri multifinance akan tetap tumbuh positif hingga akhir 2025.
Selanjutnya: Usai Diperiksa KPK, Ustaz Khalid Basalamah Sebut Dirinya Korban Travel Muhibbah
Menarik Dibaca: Makin Diminati, Penjualan Tiket Lewat Access by KAI Capai 17,2 Juta hingga Agustus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News