Reporter: Feri Kristanto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Niat PT Sarana Multigriya Financial (SMF) mengerek penyaluran pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) lewat multifinance masih belum membawa hasil. Terbukti, di kuartal I-2012, penyaluran KPR masih dominan pada perbankan. Sedangkan pembiayaandi multifinance masih nihil.
Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto mengatakan, pada Maret lalu saja, seluruh pembiayaan untuk KPR, senilai Rp 650 miliar disalurkan lewat perbankan. Meski begitu, dia yakin dalam waktu dekat pembiayaan lewat multifinance mulai berjalan.
Selama ini, perusahaan sudah bekerja sama dengan beberapa perusahaan pembiayaan. Seperti MNC Finance, Ciptadana Multifinance, Finansia Multi Finance, dan First Indonesia America Leasing. Plafon untuk multifinance tersebut tahun ini antara Rp 10 miliar - Rp 12 miliar, naik dibanding tahun lalu sebesar Rp 8 miliar.
Raharjo mengaku, sudah mencoba mengerek pembiayaan lewat jalur multifinance. Bahkan siap menyalurkan berapapun yang diminta untuk pinjaman KPR.
Namun usaha ini belum berbuah manis. Bahkan naga-naganya, belum bertambah pihak yang tertarik kerjasama.
Raharjo menduga, penyebab ketidaktertarikan itu lantaran jangka waktu pinjaman KPR terlalu lama, yakni hingga 15 tahun. Alhasil multifinance lebih memilih menyalurkan kredit jangka menengah, antara 2 tahun-3 tahun.
Direktur Keuangan SMF, Sutomo menambahkan, penyaluran pembiayaan KPR lewat multifinance baru muncul di April. Dia mengaku, tidak tahu penyebab lambatnya penyaluran lewat pembiayaan. "Kalau tahun lalu, sudah ada di triwulan pertama," terang Sutomo.
Manajemen SMF menilai, solusi mengerek pembiayaan KPR lewat multifinance dengan bantuan peraturan yang menjamin kredit jangka panjang seperti KPR bagi SMF.
Hingga Maret, total outstanding kredit SMF sebesar Rp 5,9 triliun. Rinciannya, sebanyak Rp 3,95 triliun penyaluran pinjaman KPR lewat perbankan dan Rp 1,95 triliun lewat sekuritisasi.
Saat ini SMF bekerjasama dengan empat bank yakni Bank Mandiri Syariah, Bank Muamalat, Bank Tabungan Negara dan Bank DKI. Laba bersih hingga di kuartal pertama sebesar Rp 35,4 miliar.
Sebagai tambahan, target laba bersih tahun ini Rp 127 miliar, tumbuh 63% dibandinglan tahun sebelumnya. Target penyaluran pinjaman Rp 2 triliun, tumbuh 53% ketimbang tahun lalu Rp 1,25 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News