Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can
JAKARTA. Penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melesat 20% menjadi Rp 163,53 triliun pada 2011 lalu bila dibandingkan 2010 lalu. Sebagian besar pengucuran kredit mengalir ke sektor bisnis.
Rinciannya, sekitar 75,5% mengucur ke sektor business banking, 21,2% ke sektor konsumer dan ritel dan sisanya berupa pembiayaan anak perusahaan. Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo memaparkan BNI akan fokus pada pembiayaan di delapan sektor industri unggulan. Kedelapan sektor itu adalah agribisnis, komunikasi, kelistrikan, perdagangan besar dan eceran, migas dan pertambangan, konstruksi, makanan dan minuman dan bahan kimia.
Berdasarkan kinerja keuangan 2011, kredit ke sektor migas mencatat pertumbuhan tertinggi yakni 67,9% dibandingkan tahun 2010 menjadi Rp 11,9 triliun. Adapun sektor yang mengalami penyusutan adalah komunikasi dimana kreditnya pada 2011 turun 17,4% menjadi Rp 4,7 triliun.
Sementara itu, kredit konsumer BNI yang tumbuh sebesar 31% dimotori oleh pertumbuhan KPR BNI Griya yang naik 50% menjadi Rp 18,08 triliun pada 2011. Disusul transaksi kartu kredit yang tumbuh 31% dari Rp 2,85 triliun menjadi Rp 3,74 triliun. Kredit kendaraan BNI Auto naik 4% dari Rp 6,21 triliun pada 2010 menjadi Rp 6,49 triliun.
"Kualitas kredit BNI juga terjaga baik dengan terus menurunnya rasio NPL gross dari 4,3% menjadi 3,6% dan NPL net turun fari 1,1% menjadi 0,5%," ungkap Gatot, Selasa (28/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News