Reporter: Nurul Kolbi, Christine Novita Nababan | Editor: Edy Can
JAKARTA. Perubahan strategi penyaluran kredit mikro berdampak signifikan ke Citibank. Portofolio kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) bank asal Amerika ini turun tajam. Per September 2012, outstanding kredit ke UMKM hanya tinggal
Rp 177,51 miliar, menyusut 82,17% daripadaperiode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy) senilai
Rp 771,37 miliar.
Penyusutan ini menunjukkan, debitur banyak yang melunasi kredit. Sementara penyaluran kredit baru sangat sedikit tidak ada sama sekali.
Pada kurun yang sama kredit non-UMKM naik 11,41% menjadi Rp 30,46 triliun. Setelah kredit UMKM dan non-UMKM digabungkan, total kredit hanya meningkat 8,9% setahun terakhir. Tetapi, jika dihitung sejak awal tahun atau year to date (ytd), kredit tumbuh 16,32%.
Beberapa tahun terakhir, Citibank mengurangi penyaluran kredit UMKM secara langsung. Mereka memilih pola lingkage dengan menggandeng bank lain, bank perkreditan rakyat, koperasi dan lembaga mikro. Sebelumnya, bank yang tengah menjalani sanksi Bank Indonesia ini menggarap pengusaha kecil dengan membentuk unit mikro, Citi Financial.
Mona Monika, Corporate Affairs Citi Indonesia, mengatakan Citibank kini hanya menerima pelunasan kredit dari debitur Citi Financial. "Kami ingin berkonsentrasi ke kredit korporasi dan menyalurkan kredit mikro lebih efisien," ujar Mona.
Citibank menilai, lebih efektif memanfaatkan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit ke pengusaha kecil. Jaringan mereka tersebar luas hingga pelosok. Selain itu, lembaga mikro juga jauh lebih mengerti karakter peminjam di segmen ini.
Pelambatan kredit berimbas ke pemasukan bank. Pendapatan bunga dalam rupiah turun 12,41% menjadi Rp 2,54 triliun. Sementara pendapatan bunga dari kredit valas meningkat 38% menjadi Rp 283 miliar. Untungnya, di saat yang sama, beban bunga juga terpangkas 39% menjadi Rp 541,5 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih masih bisa naik tipis 0,47% menjadi Rp 2,28 triliun.
Namun, persoalan di ranah kredit tak banyak mempengaruhi kinerja laba. Citibank berhasil membukukan laba bersih atau keuntungan setelah pajak senilai Rp 1,51 triliun, melonjak 33,8%. Hal ini karena adanya efisiensi dan peningkatan pendapatan non bunga, seperti provisi, komisi dan keuntungan transaksi dari pasar spot dan derivatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News